Menyaksikan Festival Rujak Ceprot di Desa Bendo Kapas
Rabu, 28 September 2016 12:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
Kapas - Sebagai salah satu upaya pelestarian budaya lokal, Pemerintah Desa Bendo menggelar festival rujak ceprot, hari ini, Rabu (28/09/2016) sekira pukul 10.00 WIB, di taman Brang Kulon Desa Bendo Kecamatan Kapas, Bojonegoro. Festival dibuka dengan kirab Pusaka Alu Goro.
Kirab itu dilakukan dengan berjalan arak-arakan mengelilingi desa dengan membawa pusaka alu diikuti gunungan berisi hasil panen warga desa Bendo yakni pepaya, tomat, kacang panjang, waluh, kembang pisang, jagung dan lain sebagainya.
Wakil Bupati Bojonegoro Setyo Hartono turut serta dalam acara tersebut.
Di taman Brang Kulon, Pusaka Alu Goro, berupa alat tumbuk untuk lumpang, secara simbolis diserahkan kepada Wabup Setyo Hartono. Prosesi diakhiri dengan memasukkan bahan rujak ceprot ke dalam lumpang dan mulai ditumbuk menggunakan alu. Rujak ceprot ini terbuat dari ontong pisang mengkudu, dan buah asam Jawa yang ditumbuk bercampuran beserta bumbu.
Pada sambutannya Kades Bendo Andi Prabowo mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada masyarakat yang berkenan hadir termasuk para pejabat Pemkab. "Kami berharap Taman Brang Kulon menjadi lokasi wisata baru festival kuliner. Kuliner yang telah lama ditinggalkan kini diangkat kembali. Dengan adanya festival rujak ceprot ini kami mengangkat tradisi leluhur kita. Untuk itu selamat datang untuk menikmati sajian rujak ceprot," ujarnya.
Pada kesempatan itu pula Wabup Setyo Hartono mengapresiasi masyarakat yang telah menggalakkan industri ekonomi kreatif, untuk mengemas sajian lokal menjadi lebih menarik.. "Inovasi yang luar biasa dari masyarakat. Tadi kami melihat ada sirup Belimbing, jamu tradisional. Ada juga warung welut," terangnya.
Setyo Hartono sempat berkeliling ke stand milik penduduk untuk melihat rujak ceprot warga Bendo.
Setyo memotivasi masyarakat agar mampu mengolah hasil pertanian, perikanan menjadi olahan kreatif. Sebab bila hanya mengandalkan hasil panennya saja, tidak akan membawa perubahan dalam hidup.
"Dengan adanya festival rujak ceprot ini merupakan bentuk melestarikan budaya lokal," pungkasnya.(ver/moha)