Pegiat Pendidikan di Gayam Kunjungi Lapangan Banyuurip
Kamis, 29 September 2016 20:00 WIBOleh Nasruli Chusna
Oleh Nasruli Chusna
Gayam - Pegiat pendidikan dan guru di Kecamatan Gayam mengunjungi Lapangan minyak Banyu Urip Blok Cepu pada Kamis (29/9/2016). Para pegiat pendidikan berkarakter ini ingin mengetahui lebih dekat proyek andalan negara tersebut. "Kami sering ditanya anak-anak soal migas ini, kita masih belum banyak tahu," ujar Anik, guru dari Desa Ngraho Kecamatan Gayam.
Anik berharap dengan melihat lebih dekat, dirinya bisa memahami industri migas secara utuh. Dia mengaku selama ini mendapat informasi tentang proyek nasional tersebut dari tetangga-tetangganya yang bekerja di sana. "Ternyata informasinya tidak utuh, karena kan mereka bekerja di bagian-bagian tertentu. Jadi ya mereka hanya tau di bagiannya sendiri," tuturnya.
Hal yang sama diakui Azizah. Guru dari Desa Cengungklung ini mengungkapkan jika dirinya mendapat banyak informasi baru dari kunjungan ini. Dia merasa pengetahuan tentang migas itu penting. Karena masyarakat Bojonegoro yang tinggal di lumbung energi ini harus siap dengan percepatan pembangunan dan persaingan sumber daya manusia yang datang dari berbagai pelosok.
Azizah bersemangat untuk menularkan pengetahuannya ini kepada anak-anak didiknya. Bagi dia, anak-anak inilah yang akan mengawal migas di Bojonegoro. "Anak-anak harus disiapkan," ujarnya bersemangat.
Dalam kunjungan ini perwakilan EMCL, Beta Wicaksono menyampaikan pemaparan tentang kegiatan-kegiatan operasi EMCL. Beta menjelaskan proses industri hulu migas. Dia juga menyampaikan berbagai program yang telah dilaksanakan EMCL di wilayah Blok Cepu. Para peserta banyak yang memberi komentar dan pertanyaan. Karena ternyata tidak sedikit peserta ikut terlibat dalam berbagai program pemberdayaan masyarakat dari EMCL.
Pada kesempatan tersebut hadir pula External Affairs Manager EMCL, Dave A Seta beserta tim humas yang diperkenalkan satu persatu. Setelah mendapat pemaparan, rombongan diajak melihat berbagi fasilitas operasi produksi Lapangan Banyu Urip. Seluruh peserta tampak antusias melihat lebih dekat fasilitas yang selama ini hanya mereka dengar dari orang lain. (rul/moha)