Penjualan Souvenir Kasiman Sepi, Perajin Kurangi Produksi
Kamis, 06 Oktober 2016 08:00 WIBOleh Muliyanto
Oleh Muliyanto
Kasiman – Penjualan ukir - ukiran dan souvenir kayu jati di Kecamatan Kasiman tersendat. Sebab, permintaan souvenir menurun cukup banyak. Hal tersebut membuat perajin banyak yang mengurangi permintaan.
Mira, salah satu perajin di Desa Batokan, Kecamatan Kasiman, terpaksa harus mengurangi jumlah pembuatan kerajinan. Sebab, permintaan bulan ini tidak banyak. “Bulan-bulan ini memang lagi sepi,”’ terangnya saat ditemui, Kamis (06/10/2016).
Permintaan kerajinan kayu jati Kasiman banyak dari luar daerah dan luar negeri. Dari luar daerah biasanya kerajinan akan dikirim ke Jepara, Jawa Tengah. Menurut Mira, Jepara memang dikenal sebagai wilayah penghasil kerajinan. Namun, souvenirnya banyak yang didatangkan dari Kasiman. Sedangkan ukiran kursi meja di Kasiman, banyak yang dari Jepara.
Mira menjelaskan, penjualan kerajinan tersebut akan meningkat tajam menjelang Hari Raya Idul Fitri dan Tahun Baru. Namun, setelah itu penjualan akan sepi.
Narto, pengrajin lainnya mengatakan, penjualan souvenir saat ini memang sepi. Namun, penjualan kursi dan perabot rumah tangga masih cukup stabil.
Souvenir yang diproduksi ada berbagai macam, mulai bentuk binatang, buah, hingga gantungan kunci. Harganya beragam mulai Rp 60.000 hingga Rp 700.000. Sedangkan untuk mebel (meja kursi) harganya berkisar Rp 4,5 juta hingga Rp 6 juta.
Selain dari luar daerah, permintaan souvenir juga dari penjual lokal. Sebab, selain perajin warga Kasiman juga banyak yang bekerja sebagai penjual souvenir. “Sebagian dikirim keluar daerah. Itu kalau ada permintaan. Sebagian lagi dijual di sini,” jelasnya.
Meski sedang sepi, namun Narto tidak berhenti berproduksi. Sebab, souvenir tersebut tetap akan laku jual meskipun dalam jangka waktu lama. (mol/kik)