Proyek Banyuurip Sedot Air Bengawan Solo Saat Musim Hujan
Kamis, 13 Oktober 2016 21:00 WIBOleh Nasruli Chusna
Oleh Nasruli Chusna
Gayam - Guna menunjang berjalannya produksi minyak mentah di Lapangan Migas Banyuurip, Blok Cepu, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) membutuhkan air dengan volume air cukup besar. Untuk itu pihak EMCL menyedot air dari Sungai Bengawan Solo. Air tersebut ditampung di fasilitas penampungan air (water basin) dalam area operasi.
Sebagian besar dari air tersebut diinjeksikan ke penadah air di bawah tanah untuk menjaga tekanan dan memaksimalkan pemulihan minyak. Saat ini, volume air di area fasilitas penampungan air tersebut tampak menyusut. Oleh karenanya, perlu pengambilan air supaya kegiatan operasi produksi berjalan aman.
Penyedotan air Bengawan Solo tidak bisa dilakukan setiap saat. Sesuai aturan, pengambilan air Bengawan hanya boleh dilakukan pada musim hujan saja. "Kita ambil hanya pas musim hujan saja," ujar Juru Bicara EMCL, Rexy Mawardijaya, pada satu kesempatan pada BBC.
Penyedotan air dari bengawan tersebut diharap tidak mengganggu pengairan pertanian warga di sekitar bantaran sungai terpanjang di Pulau Jawa itu. "Kami pastikan tidak mengganggu. Kita selalu berupaya mematuhi aturan yang berlaku," ujarnya menjelaskan.
Pihaknya mengungkapkan, air yang tertampung di water basin dapat digunakan untuk kebutuhan operasi produksi selama lima hingga enam bulan ke depan. Adapun proses penyedotan airnya berpusat di Desa Sudu, Kecamatan Gayam.
Air yang disimpan di fasilitas penampungan air lalu disalurkan melalui empat pompa dan pipa sepanjang 800 meter dengan diameter 20 inchi ke Fasilitas Pusat Produksi (Central Processing Facility/CPF). Sementara itu, water basin mampu menampung air sebanyak 2,75 juta kubik (m3) atau setara dengan 15 kolam renang olimpiade. (rul/kik)