Singgah Sejenak di Kampung Perajin Souvenir di Dusun Bandar
Kamis, 22 Desember 2016 10:00 WIBOleh Heriyanto
Oleh Heriyanto
DERU suara mesin penghalus souvenir terdengar di samping atau belakang rumah-rumah warga di Dusun Bandar Desa Batokan Kecamatan Kasiman, Kabupaten Bojonegoro, siang itu. Bapak, ibu, dan anak-anak terlihat sibuk menghaluskan souvenir dari bahan limbah kayu jati. Ada pula yang sibuk memelitur souvenir-souvenir yang sudah jadi. Ada juga yang sibuk membungkus oleh-oleh khas kerajinan kayu jati itu dengan koran bekas.
Merekalah para perajin souvenir kayu jati di perkampungan yang terletak di seberang utara Sungai Bengawan Solo. Memasuki perkampungan itu, tampak para perajin sibuk membuat bermacam kerajinan dari limbah atau bonggol kayu jati. Mereka membuat souvenir berupa wadah minuman, tempat tisu, asbak, tempat menaruh payung, kaligrafi, wadah lampu, dan ratusan jenis souvenir lainnya.
Galeri-galeri yang memajang kerajinan kayu jati ini terlihat di sepanjang kiri dan kanan jalan perkampungan. Para perajin memanfaatkan teras atau ruang tamu untuk memajang produk kerajinan khas Bojonegoro itu.
Produk kerajinan souvenir dari limbah kayu jati di Desa Batokan ini cukup terkenal. Kualitas kayu jati yang memang terkenal bagus di Bojonegoro, berbagai model produk souvenir, hingga kehalusan produk souvenir ini menjadi daya tarik bagi pembeli.
Produk kerajinan yang banyak dipesan yakni wadah air minum, tempat tisu, asbak, nampan. Harga produk kerajinan ini juga bervariasi. Untuk wadah air minum misalnya sekitar Rp 65.000, tempat buah Rp 40.000, toples Rp 40.000.
Menurut Kristiani (45), saat hari biasa dalam seminggu permintaan produk kerajinan kayu jati mencapai sekitar 100 sampai 150 produk.
"Permintaan produk kerajinan kayu jati ini kebanyakan dari daerah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi. Ada pula permintaan dari Jepara, Bali, dan juga Yogyakarta," ujarnya.
Menurut Kristiani, beda kalau saat puasa dan lebaran, penjualan bisa meningkat drastis hingga 500 sampai 700 produk. Seperti saat lebaran kemarin, omzet penjualan produk kerajinan khas Bojonegoro ini mampu mencapai Rp 70 juta lebih. (her/kik)