Baju Bekas Punya Segmen Pasar Sendiri
Sabtu, 15 April 2017 09:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
Bojonegoro - Tidak hanya jaket, tetapi sweater, kaos bahkan celana training juga ada. Warnanya memang sedikit memudar, tetapi semuanya masih bagus. Baju -baju bekas ini bisa ditemukan di sekitar bundaran Sumbang Bojonegoro.
Jangan beranggapan, bahwa baju bekas ini tidak ada peminatnya. Ini anggapan yang keliru. Sebab menurut pemiliknya, Erik (36) yang sudah membuka toko pakaian bekas ini selama 12 tahun, respon masyarakat Bojonegoro cukup bagus.
"Respon masyarakat Bojonegoro sangat baik. Biasanya mereka membeli baju untuk telesan, baju yang dipakai ke sawah," ujar Erik.
Kehadiran toko baju bekas miliknya ini dianggap bermanfaat karena membantu masyarakat yang kurang mampu untuk memiliki baju yang terjangkau dengan kantong mereka. Dengan harga sama di toko baju lain, di toko baju bekas bisa membeli dua atau tiga baju.
"Tetapi di sini juga ada harga baju yang ratusan ribu, seperti jaket. Karena kualitasnya memang bagus," tukasnya.
Meskipun toko baju bekas, Erik tidak menerima bila ada orang yang akan menjual baju padanya. Sebab baju yang distok Erik merupakan baju baju impor. Sehingga dia tidak membeli baju lokal yang dijual padanya.
"Untuk konsumennya merata, mulai dari remaja sampai orang dewasa. Tergantung apa kebutuhan mereka," tukasnya.
Yanto (25) asal Trucuk salah satu pembeli bajul bekas menuturkan dirinya sering membeli celana jeans bekas. Sebab dengan uang Rp 100 ribu, dia bisa memperoleh 3 celana jeans, sehingga bisa buat ganti.
"Kalau celana jeans baru, uang segitu cuma dapat satu. Itupun kadang juga belum cukup,” ujarnya. (ver/kik)