Tanam Kangkung lebih Untung
Rabu, 07 Oktober 2015 19:00 WIBOleh Ahmad Bukhori
Oleh Ahmad Bukhori
Baureno - Sayuran kangkung tentu tidak asing bagi masyarakat Bojonegoro. Apalagi yang tinggal di pedesaan. Kerap kali dijumpai para ibu rumah tangga sedang memetik sayuran ini di pekarangan rumahnya, atau bahkan di irigasi - irigasi kecil di tengah sawah.
Di sisi lain, tumbuhan yang nikmat diolah jadi oseng - oseng ini mudah tumbuh. Tidak peduli dimana pun tempatnya. Sisa potongan batang kangkung yang biasa dibuang begitu saja di tanah, dapat tumbuh merambat ke tanah luang di belakang rumah yang biasanya menjadi tempat pembuangan sampah. Karena itu, kebanyakan masyarakat Bojonegoro yang tinggal di desa merasa bosan melihat tumbuhan sayur yang juga menjadi makanan faforit kelinci ini.
Namun, ada yang beda di Baureno. Beberapa petani justru memilih tanam kangkung di lahan sawah mereka di musim kemarau ini dimana hasil panenannya pun tidak tanggung - tanggung. Bahkan melebihi tanaman yang wajar ditanam oleh petani, seperti jagung, kedelai atau tumbuhan lainnya yang acapkali ditanam petani di musim sulit air ini.
Sebagaimana yang dilakukan salah seorang petani di Dusun/ Desa Banjaran, Kecamatan Baureno, Sukahar (38). Dia menuturkan bahwa lahan sewaan seluas setengah hektar yang ia garap dimusim kemarau ini, tampak hijau ditanami tumbuhan kangkung. Kangkung tanamannya kini tengah memasuki musim panen.
Meski sayuran ini agak sukar bagi warga Bojonegoro, tanaman kangkung miliknya justru mendatangkan banyak berkah baginya di tengah kondisi tragis sejumlah petani yang gagal panen didera kemarau panjang ini. "Memang, kangkung ini mudah tumbuh dan tidak membutuhkan banyak air," jelasnya sambil mengumpulkan kangkung di tengah sawahnya.
Lelaki yang juga menjabat sebagai Kepala Dusun itu melanjutkan, tanaman sayur kangkung yang telah ia tanam sejak Juni kemarin, kini telah memasuki musim panen yang ketiga. Pemanenan kangkung adalah dengan pemotongan. Batang yang tersisa di tanah bisa tumbuh daunnya lagi.
Hasilnya sangat menggiurkan. Kata Sukahar, sekali potong bisa mendapatkan keuntungan besar hingga jutaan rupiah tiap bulan atau tiap kali melakukan pemotongan. "Tiap bulan atau setiap musim potong seperti ini, bisa memperoleh keuntungan lebih dari lima juta rupiah " terangnya.
Masih kata Sukahar, pemotongan bukan hanya dilakukan tiga sampai lima kali saja. Selama tanah tidak dibajak atau ditraktor atau sisa potongan tidak dibasmi dengan obat, maka tiap sebulan sekali sayuran kangkung bisa dipotong (panen). "Selama belum ada hujan, maka tanaman kangkung akan terus saya rawat. Baru saat musim tanam padi nanti, tanaman kangkung ini akan mati, seiring dengan mulainya pembajakan lahan," ujarnya
Kahar menambahkan, Lewat usahanya itu, ia juga dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi para tetangganya yang nganggur. "Saya mempekerjakan tetangga saya, para ibu itu, sebanyak 15 orang. Mereka mengikat kangkung di rumah saya" terangnya.
Senada dengan petani kangkung lainnya, Widji (40). Dia menambahkan bahwa soal penjualan, tiap seikat kangkung ( satu gombyok) dipatok harga Rp 200 rupiah.
"Itu ribuan kali lipat tiap panen. Makanya hasilnya menggiurkan," pungkasnya. (ori/moha)
Foto :hidroponikceria.com