Pipa Minyak Mentah Milik JOB PPEJ di Tuban Diduga Bocor
Ceceran Minyak Mentah Bisa Merusak Biota Laut di Tuban
Jumat, 16 Oktober 2015 09:00 WIBOleh Nasruli Chusna
Oleh Nasruli Chusna
Kota – Kepala Seksi Pengendalian Sumber Hayati dan Perairan, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Tuban, Dasir Effendi, menyebutkan, ceceran minyak mentah atau lantung yang ada di perairan laut Tuban dan di pantai utara Tuban bisa mengancam biota laut.
Pada Kamis (15/10) kemarin sekitar pukul 09.30 WIB, Dasir bersama tokoh nelayan Tuban melihat langsung ceceran minyak mentah itu di perairan laut Tuban. Ia bersama para nelayan mencoba menyusuri perairan laut Tuban hingga berjarak 1 kilometer dari garis pantai Tuban. Ia kemudian mengambil contoh atau sampel serta mengambil gambar ceceran minyak mentah yang menggenang di perairan laut Tuban tersebut.
“Ceceran minyak mentah itu mengancam keberadaan biota laut. Dampaknya juga bisa mengancam berkurangnya tangkapan ikan para nelayan di Tuban,” ujarnya.
Dasir mengaku tidak bisa berbuat banyak melihat ceceran minyak itu. Setelah meninjau lokasi yang terdapat ceceran minyak, ia berencana menggelar koordinasi dengan Badan Lingkugan Hidup (BLH) yang memiliki kewenangan serta menyampaikan kepada pemilik pipa yaitu Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java (JOB PPEJ).
Sementara, Sekretaris DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Tuban, Muslih menyebut, ceceran minyak mentah itu berimbas pada nelayan di enam desa pesisir di Kecamatan Palang. Enam desa itu, antara lain Desa Karangagung, Glodog, Palang, Gesikharjo, Kradenan, dan Panyuran.
“Nelayan di enam desa itu setiap hari menangkap ikan dan rajungan menggunakan perahu kecil di laut yang terdapat ceceran minyak,” ujar Muslih.
Menurutnya, tumpahan minyak tidak bisa dipulihkan seketika, butuh waktu dalam jangka waktu tahunan untuk memulihkan kondisi biota yang rusak. Ia mencontohkan lantung (cairan minyak mentah campur lumpur) tenggelam hingga di dasar laut akan merusak habitat ikan.
“Dampaknya bisa mengurangi hasil tangkapan nelayan,” keluhnya.
Muslih mengaku sudah melaporkan kondisi perairan laut Tuban kepada Bupati Tuban, Fatkhul Huda, dan pihak Badan Lingkungan Hidup (BLH), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Perikanan dan Kelautan (DPK), dan Polairud.
“Cuma yang merespon dari pihak Dinas Perikanan dan Kelautan Tuban, BLH Tuban tidak pernah merespon. Padahal BLH yang menerbitkan Amdal perusahaan. Makanya, saya menuntut BLH biar keluar dari sarangnya (kantor)” tandasnya.
Field Manager JOB-PPEJ, Junizar mengatakan, minyak keluar akibat ada kegiatan pembersihan sisa minyak yang ada dalam pipa yang bocor pada Rabu (14/10). Pihak JOB-PPEJ sebelumnya merekatkan (clamp) dua pipa.
Clamp bersifat temporer dan untuk perbaikan permanen perlu dibersihkan sisa minyak di pipa. Clamp yang terpasang sebelumnya telah dites dan tidak bocor. Namun setelah beberapa waktu, saat pembersihan pipa rupanya ada rembesan yang keluar dari clamp tersebut. (rul/kik)