Buruh di Bojonegoro Peringati May Day dengan Tasyakuran
Selasa, 01 Mei 2018 19:00 WIBOleh Imam Nurcahyo
Oleh Imam Nurcahyo
Bojonegoro Kota - dalam memperingati Hari Buruh Internasional atau populer dengan istilah May Day sejumlah perwakilan buruh dari beberapa serikat pekerja di Kabupaten Bojonegoro pada Selasa (01/05/2018) bertempat di Aula Parama Satwika Mapolres Bojonegoro, menggelar tasyakuran
Pelaksanaan tasyakuran dalam rangka memperingatai May Day tersebut dimaksudkan untuk mengubah peringatan may day yang biasanya diisi dengan aksi demo atau unjuk rasa, diubah dengan suasana yang baru, menjadi “May Day is Fun Day” dengan cara saling silahturahmi, saling menyampaikan usul dan saran.
Kegiatan tersebut diprakarsai oleh Kapolres Bojonegoro AKBP Ary Fadli SIK MH MSi, dan dihadiri oleh Dandim 0813 Bojonegoro Letkol Arh Redinal Dewanto SSos, Pj Sekda Bojonegoro Yayan Rohman AP MM mewakili Bupati Bojonegoro, Wakil Ketua DPRD Bojonegoro, H Sukur Priyanto SE, Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Bojonegoro Agus Supriyanto SH MH MHum, Kasubag Humas PN Bojonegoro, Isdarianto SH, mewakili Ketua Pengadilan Negeri Bojonegoro, Ketua FKUB Bojonegoro KH Alamul Huda, Ketua SPSI Kabupaten Bojonegoro, Sugihanto serta perwakilan pengurus serikat pekerja dan perwakilan pekerja di Bojonegoro.
Dalam sambutannya, Kapolres mengucapkan terima kasih kepada seluruh undangan yang hadir serta mengungkapkan bahwa maksud dan tujunan diselenggralan kegiatan ini untuk mempererat tali silahturahmi dan menciptakam suasana yang baru, dimana pada peringatan May Day yang sebelumnya identik dengan demontrasi, mengajak para pekerja dan buruh mengubah May Day menjadi Funday.
"Sehingga mari kita ubah menjadi May Day is Fun Day dengan cara saling silahturahmi serta saling menyampaikan usul dan saran," ungkap Kapolres.
Selain itu, Kapolres juga mengajak untuk menyelesaikan segala permasalahan didalam serikat buruh dengan kepala dingin serta dengan cara diskusi dan saling kenal. Kapolres juga mengajak untuk merubah maindset di masyarakat yang selama ini pada peringatan May Day yang sekan-akan menjadi momok bagi masyarakat dikarenakan banyaknya aksi demo yang biasanya menutup akses jalan.
“Namun di wilayah Bojonegoro tidak terjadi aksi unjuk rasa dalam peringatan May Day,” tutur Kapolres..
Di akhir sambutannya, Kapolres menyampaikan bahwa acara syukuran tersebut cukup sederhana dan tidak formil dikarenakan tadi malam telah dilaksanakan kegiatan di gedung PPIK di Jalan Veteran Bojonegoro, yang diselenggarakan oleh Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja.
“Hari ini kita hanya syukuran, namun penuh makna kebersamaan dan saling silaturrahmi," pungkas Kapolres.
Sementara itu, Pj. Bupati Bojonegoro yang diwakilkan oleh Pj Sekretaris Daerah, Yanan Rohman, mengatakan bahwa forum silahturahmi ini terselenggara sekaligus sebagai sarana mengenal Kapolres Bojonegoro yang baru, yang apabila bertemu di jalan, sudah tidak asing dan dapat saling bertegur sapa.
Mewakili Pemerintah kabupaten Bojonegoro, dirinya sangat mengapresiasi kegaiatan May Day yang digagas Kapolres Bojonegoro, yang dilaksanakan dengan adat Bojonegoro yakni gotong royong dalam membangun kemajuan Bojonegoro dan tidak ada demo dari pekerja, sehingga wilayah Bojonegoro tetap aman dan kondusif.
"Acara ini sesuai adat Jonegoroan, yaitu gotong royong dalam membangun kemajuan bersama," tutur Yayan Rohman.
Sedangkan Sugihanto, selaku Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Bojonegoro, dalam sambutannya menuturkan bahwa suatu kebanggaan bagi seluruh pekerja dan buruh di Bojonegoro, dimana pada ulang tahun Hari Buruh Internasional atau May Day tahun ini bisa dihadiri oleh beberapa elemen emerintahan yang ada di Kabupaten Bojonegoro.
“Kami sangat mengapresiasi prakarsa Kapolres Bojonegoro, dikarenakan berkenan mengajak para pekerja dan buruh duduk bersama dan berkumpul di acara forum silahturahmi, nersama para stakeholder.” tutunya.
Sugiharto juga menuturkan bahwa adanya perbedaan perkerja di kota besar dikarenakan para buruh memiliki pemikiran bahwa penghasilan buruh di kota besar berdasarkan dari perusahaan, sehingga menimbulkan pemikiran di kepala para buruh yaitu apa yang dicari dan dicari.
“Sedangkan buruh dan pekerja di Kabupaten Bojonegoro murni bekerja untuk keluarga.” imbuhnya.
Masih menurut Sugiharto, organisasi serikat kerja merupakan idenpendent yang dibentuk dengan prinsip, oleh pekerja untuk pekerja dan aspirasi yang di perjuangakan untuk pekerja.
Di Kabupaten Bojonegoro, memiliki keuinikan terkait demo yang selama ini terjadi, yang biasanya antara lain terkait protes yang normatif, yaitu terkait cuti dan upah yang tidak diberikan secara penuh.
“Dan cara penangananya dengan cara duduk bersama atau dirapatkan. Apabila tidak bertemu kesepakatan maka akan di lanjutkan di Disperinnaker.” pungkas Sugiharto
Usai sambutan-sambutan, acara dilanjutkan dengan pembacaan doa oleh KH. Alamul Huda dan pemotongan kue oleh Ketua SPSI Kabupaten Bojonegoro yang diberikan kepada jajaran Forpimda serta ditutup dengan ramah tamah. (red/imm)