Komunitas Gusdurian Kunjungi Gereja Pantekosta di Rengel Tuban
Kamis, 10 Mei 2018 08:00 WIBOleh Siti Ainun Rodhiyah
Oleh Siti Ainun Rodhiyah
Tuban (Rengel) – Sekitar 30 peserta Alumni Kelas Pemikiran Gusdur (KPG), yang terdiri dari Komunitas Gusdurian Tuban dan Bojonegoro serta Alumni Pondok Seribudua Kecamatan Soko Kabupaten, pada Rabu (09/05/2018) pukul 19.00 WIB malam, adakan kunjungan ke Gereja Pantekosta di Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban.
Kunjungan tersebut merupakan rangkaian kegiatan Upgrading Sembilan Nilai Utama Gusdur, bertujuan untuk memperkuat tali persaudaraan antar umat beragama serta untuk mengupayakan hidup bertoleransi.
Kegiatan ini dimulai sejak siang pukul 12.00 WIB, diawali dengan kunjungan ke SMP Gusdur di Soko Tuban, bersama narasumber Aan Anshori, koordinator Jaringan Islam Antri Dikriminasi (JIAD), kemudian dilanjutkan dengan mengunjungi Gereja Pantekosta di Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban, bersama Narasumber Aan Anshori, koordinator JIAD dan salah satu umat kristiani, yakni Pendeta Yeri.
Salah satu panitia pelaksana, Heri, kepada awak media ini menyampaikan bahwa selain melakukan beberapa kunjungan, acara akan dirangkai dengan berbagai kegiatan positif dan menarik, guna memperkuat tali persaudaraan antara umat beragama serta untuk mengupayakan hidup bertoleransi.
"Saya berharap peserta yang mengikuti acara ini, mampu meningkatkan rasa persaudaraan," tuturnya.
Saat memberikan paparan di Gereja Pantekosta Rengel Tuban, koordinator JIAD, Aan Anshori menyampaikan perihal ketauhidan seseorang. Semakin seseorang meneguhkan keyakinan pada agama islam maka semakin tinggi pula kepedulian terhadap seluruh penganut agama.
"Kalau seperti itu, rasa respect terhadap agama lain akan tumbuh," terangnya.
Perihal kemanusiaan, lanjut Aan, pada dasarnya Tuhan menciptakan seluruh manusia adalah baik dan berakhlak sehingga tercipta rasa persaudaraan. Rasa tersebut menumbuhkan toleransi terhada segala ras suku agama saudara.
"Kita memperlakukan semua ras, suku dan agama dengan rasa persaudaraan," Imbuhnya.
Paparan selanjutnya disampaikan Pendeta Yeri, dalam paparannya Pendeta Yeri menyampaikan pentingnya toleransi beragama. Hal tersebut dilaksanakan sebagai wujud Kebhineka Tunggal Ika-an. Tuhan menciptakan manusia beragam untuk saling melengkapi. Maka sepatutnya menjaga hubungan baik guna memajukan bangsa dan negara.
“Berbeda-beda tetapi tetap satu jua, harus kita resapi maknanya," ujar Pendeta Yeri.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMP Gusdur Soko Tuban, Sholihin (28) menuturkan bahwa acara ini sangat berkesan bagi dirinya, sebab selain bertemu dengan teman baru, juga dapat memperoleh wawasan baru tentang Sembilan Nilai utama Gus Dur, sehingga memiliki harapan besar ntuk menerapkan ilmu setelah acara selesai.
"Saya sangat beruntung dapat mengikuti acara ini," ujar Sholihin.
Sholihin berharap setelah mengikuti kegiatan ini dan mempelajari Sembilan Nilai Utama Gus Dur, dirinya dan seluruh peserta atau para Gusdurian, dapat mengimplementasikan nilai tersebut dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta menumbuhkan persaudaraan serta kemanusiaan antar seluruh umat beragama
"Semoga semakin terjalin rasa persaudaraan dan semakin mampu untuk hidup toleran," harapnya. (iin/imm)