Jembatan di Kabupaten Blora Putus, Akses Warga di 5 Desa Terganggu
Senin, 03 Desember 2018 11:00 WIBOleh Priyo Spd
Oleh Priyo Spd
Blora - Akibat hujan deras yang menguyur wilayah Kabupaten Blora beberapa hari terakhir menyebakan jembatan penghubung yang berada di Desa Talokwohmojo Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora, pada Jumat (30/11/2018) lalu, putus.
Derasnya arus Sungai Canggah tak mampu ditahan bangunan jembatan tersebut. Akibatnya, warga di lima desa yaitu Desa Karang Tengah, Sendangrejo, Sumberejo, Gede, dan sebagian warga di Dukuh Canggah Desa Canggah, tak bisa melintas.
Didik warga desa setempat mengatakan, putusnya jembatan tersebut diakibatkan arus air sungai yang begitu deras yang menerjang jembatan.
“Kejadian Jumat sore, saat itu hujan deras dan luapan sungai memutus jembatan penghubung tersebut” tutur Didik, Senin (03/12/2018) pagi.
Menurutnya, putusnya jembatan sangat menghambat akes lalulintas warga yang berada di lima desa, mengingat jembatan tersebut merupakan jembatan utama bagi warga dalam beraktifitas.
Didik menambahkan, setiap hujan lebat, sungai tersebut pasti banjir namun derasnya arus sungai kali ini membuat jembatan yang kecil tersebut tidak kuat menahan derasnya aliran air sungai.
“Setiap hujan deras pasti begitu, dulu pernah putus juga, tapi tahun ini putus lagi,” tuturnya..
Sementara itu Suwaji warga lainnya mengatakan luapan Sungai Talokwohmojo yang begitu deras tak mampu ditahan bangunan jembatan yang hanya mengandalkan pipa dan sejumlah beton cor, yang di tata di atas pipa. Ambrolnya jembatan tersebut mencai panjang 10 meter dengan kedalaman lima meter.
“Tahun lalu pernah ambrol dan sudah diperbaiki oleh Pertamina, namun hanya diperbaiki dengan diurug saja, tidak dibuat jembatan yang lebih tinggi,” ujarnya
Suwaji menjelaskan ambrolnya jembatan sangat mengangu aktivitas warga dan anak sekolah karena jalur tersebut merupakan akses utama bagi warga untuk beraktifitas. Saat ini warga terpaksa memutar arah hingga menempuh jarak cukup jauh, untuk sampai tujuan dengan melewati beberapa desa.
“Kasihan anak-anak sekolah, terlebih musim hujan seperti ini. Untuk ke sekolah mereka harus putar arah,” terangnya.
Suwaji berharap, pemerintah desa, pemerintah daerah atau pertamina bisa segera memperbaiki jalan tersebut, sehingga aktifitas warga tidak terhambat dan bisa lancar kembali.
“Karena jalur ini juga digunakan perusahaan minyak PT Sarana GSS Trembul, jadi mungkin bisa diperbaiki secara bersama,“ ujarnya berharap.(teg/imm)