Jokowi Kunjungi Kilang Minyak TPPI Tuban
Kamis, 12 November 2015 09:00 WIBOleh Nasruli Chusna
Oleh Nasruli Chusna
Tuban – Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno dan Direktur Pertamina, Dwi Soetjipto, mengunjungi kilang minyak PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Rabu (11/11).
Kilang TPPI itu sempat mangrak cukup lama dan kemudian diambil alih oleh Pertamina. Sejak 7 Oktober 2015, kilang minyak TPPI sudah memproduksi premium ron 88 sebanyak 70.000 barel per hari dari target akhir tahun ini sebanyak 100.000 barel per hari.
Di lokasi kilang minyak TPPI itu Jokowi meninjau mesin pompa bahan bakar minyak (BBM) yang dialirkan ke Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM).
Jokowi mengecek ke TPPI dengan alasan karena telah menargetkan kepada Direktur Pertamina, Dwi Soetjipto supaya memulai produksi BBM pada bulan Oktober. Produksi BBM di TPPI diharapkan bisa mengurangi ketergantungan impor BBM lumayan besar.
“Meskipun baru 70 persen, tapi akhir tahun (2015) produksi akan mencapai 100 persen,” tutur Jokowi di sela mengunjungi lokasi kilang TPPI.
Menurut Jokowi, produksi BBM di TPPI bisa mengurangi impor premium sebesar 19 persen dari kebutuhan nasional sekitar 1,5 juta barel per hari. Sedangkan produksi solar bisa mengurangi impor hingga 11 persen.
Jika digabungkan dengan produksi BBM di Cilacap yang sudah memproduksi premium 29 persen dan solar 40 persen dari kebutuhan nasional, maka nanti bisa mengurangi impor BBM hingga 40 persen dari kebutuhan nasional.
“Kami harapkan nanti ini (produksi BBM) bisa mengurangi impor 2,6 miliar US dolar tiap tahun,” terang mantan Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Jokowi menyebutkan, TPPI sudah dibangun sejak tahun 1995, tidak lama kemudian terjadi krisis pada 1997. Krisis tersebut memaksa operasi TPPI berhenti. Kemudian, pada tahun 2004 pembangunannya dilanjutkan hingga 2006.
Setelah tahun 2006, ada masalah hukum yang membuat operasional TPPI berhenti lagi hingga empat tahun. Namun, hingga 2014, TPPI tak mampu beroperasi. Melihat kondisi itu, saat menjadi presiden, ia memutuskan agar persoalan hukum dan ekonomi bisnis dipisah.
“Masalah hukum biar berjalan, wilayah ekonomi bisnis juga harus jalan,” katanya.
Pada 13 September 2015, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno mengunjungi lokasi kilang minyak TPPI tersebut. Dia hadir didampingi Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soetjipto, Direktur Utama PT Perhutani Mustoha Iskandar, serta sederet direktur utama dan komisaris utama dari perusahaan BUMN.
Dalam kesempatan itu, Rini mengungkapkan, TPPI akan beroperasi lagi. Ia berharap, produksi BBM TPPI bisa mengurangi impor BBM. “Target TPPI kalau full produksi bisa mengurangi impor BBM sampai 17 persen (dari kebutuhan nasional)” terang Rini,
Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina, Dwi Soetjipto mengatakan, saat ini sedang memproses pemanfaatan TPPI kembali supaya ke depan memberikan manfaat yang lebih laik kepada masyarakat Indonesia.
Ia menyebut, TPPI bisa memproduksi BBM Ron 88 dan 90. Untuk jangka pendek, Pertamina akan memproduksi Ron 88 lebih dulu sebanyak 90.000 barrel per hari. “Itu langkah awal,” ujar Dwi. (rul/kik)