Bengawan Solo di Bendung Gerak Dipenuhi Enceng Gondok
Kamis, 19 November 2015 17:00 WIBOleh Mulyanto
Oleh Mulyanto
Kalitidu-Ada yang beda dengan pemandangan sungai di Bendung Gerak, Desa Ringinrejo, Kecamatan Kalitidu, di awal musim hujan ini. Permukaan air di bawah pintu bendungan nampak tertutup oleh hamparan tumbuhan enceng gondok. Pemandangan itu nampak oleh pantauan BeritaBojonegoro.com sere hari ini, Kamis (19/11).
Tanaman yang mudah tumbuh di perairan tenang ini biasa subur tumbuh saat musim penghujan. Sepintas lalu nampak indah, apalagi bagi pengunjung wisata Bendung Gerak. Sebab, memberikan panorama atau pemandangan baru berupa hamparan hijau seperti lapangan yang cukup indah, mencapai sampai sekitar 1 kilometer kepanjangannya.
Meski demikian, keberadaan enceng gondok yang tidak biasanya terjadi di sungai sebesar bengawan solo ini cukup mengganggu. Terlebih, bagi masyarakat sekitar yang biasa mencari ikan, tentu itu menghalangi. Di sisi lain, enceng gondok tersebut berpotensi mengotori sungai.
Masyarakat berharap agar bendung gerak segera dibuka sehingga enceng gondok di sekitar bendungan bisa lenyap terbawa arus. Tetapi PT Jasa Tirta Bojonegoro yang bertanggung jawab mengatur pintu bendungan, pintu air belum bisa dibuka.
Tenaga ahli dari PT Jasa Tirta Bojonegoro, Harjono Adi Laksono, menegaskan beberapa alasan mengapa pintu bendungan belum bisa dibuka. “Walupun muncul enceng gondok di bawah pintu, belum bisa menjadi alasan pintu dibuka. Hal ini berkaitan dengan suplai air dari hulu ke hilir. Bila terjadi hujan dalam satu dua hari ini maka kemungkinan pintu air akan dibuka secara perlahan,” terangnya.
Sungai Bengawan Solo berada di naungi oleh Balai Besar Wilayah Bengawan Solo, namun terkait buka tutup Bendung Gerak Bojonegoro merupakan tanggung jawab dari PT Jasa Tirta di Bojonegoro. Ketika dihubungi via seluler oleh BeritaBojonegoro.com memberikan pernyataannya.
Harjono menambahkan, selain alasan suplai air, saat ini sedang ada pembangunan papan duga (peil scale) tinggi muka air di Babat Kabupaten Lamongan. “Sehingga bila pintu air dibuka besar-besaran, akan mengganggu proyek tersebut. Namun bila dilihat aliran dari hulu menuju hilir debit airnya terus menerus naik, maka nanti malam pintu akan dibuka secara perlahan,” terangnya. (mol/ moha)