Ekonomi Kreatif dan UMKM
Usai Tertimpa Musibah, Pengusaha Sablon Asal Banjarsari, Bojonegoro Kembali Bangkit
Jumat, 29 Januari 2021 20:00 WIBOleh Vera Astanti Editor Imam Nurcahyo
Bojonegoro - Sebuah musibah kebakaran pernah menimpa usaha sablon milik Surono (28), pemuda asal Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro, pada Februari 2020 lalu.
Meski harus kembali memulai usahanya dari nol lagi, pemuda berambut gondrong ini bangkit dengan semangat yang membara. Musibah kebakaran yang menimpa usahanya dianggap sebagai bagian dari perjalanan bisnisnya.
Dia menganggap hal itu hanya ujiannya untuk lebih baik. Meski dengan dana seadanya, dia terus melanjutkannya usaha sablonnya. Sablonnya yang semula hanya kaos saja, ditambah dengan tas pastik (kresek), gelas plastik, dan kotak makan.
"Namanya juga usaha, kadang kita belum mendapat apa yang kita inginkan. Ya semuanya berproses," tutur Surono kepada awak media ini, Jumat (29/01/2021).
Surono (28), pemuda asal Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro, saat berkativitas sablon. (foto: Surono/koleksi pribadi)
Surono mengungkapkan, untuk membangun usaha tidak bisa instan. Membutuhkan waktu dan kerja keras. Apalagi selalu ada godaan untuk mengambil bidang bisnis yang lain. Dia tetap memutuskan membuka usaha sablon lagi pasca kebakaran itu.
Sembilan tahun yang lalu, Surono merintis usaha sablonnya usai lulus dari SMK Siang Bojonegoro. Dia bisa menguasai ketrampilan sablon secara otodidak. Baru pada tahun 2015, dia mengikuti pelatihan di bidang sablon di Balai Latihan Kerja (BLK) Provinsi Jawa Timur di Bojonegoro.
Surono merupakan salah satu dari pelaku usaha mikro yang mendapat bantuan usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM), sebesar Rp 2,4 juta, melalui Program Bantuan Presiden (Banpres) Produktif untuk Usaha Mikro. Dana tersebut dia gunakan untuk menambah perlengkapan usahanya yaitu dipergunakan untuk membeli alat pengering.
"Setelah dapat dana itu, saya membeli mesin pengering dan juga gelas sebagai persediaan," kata Surono menambahkan.
Sablon produksi Surono (28), pemuda asal Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro. (foto: Surono/koleksi pribadi)
Saat ini Surono tidak hanya melayani sablon kaos, tetapi juga tas plastik, gelas plastik, kotak makanan dari kertas, dan lainnya. Di saat pandemi seperti sekarang, permintaan sablon kaos menurun. Yang meningkat pesat adalah kotak makanan dan minuman.
"Kemarin melayani permintaan sablon kotak makanan dari sebuah cafe. Sebanyak seribu kotak," ucap Surono.
Tarif menyablon kotak makanan, kata Surono, sebesar Rp 300 rupiah per kotak. Namun bisa lebih murah bila kotak yang akan disablon jumlahnya banyak. Untuk seribu kotak, dia kenai harga 250 per kotak.
Untuk para pengusaha makanan dan minuman yang membutuhkan jasa sablon baik kotak makanan atau minuman bisa menghubungi Surono di nomor telepon +62 857-8461-1618. (ver/imm)