Ekonomi Kreatif dan UMKM
Dari Coba-coba, Ibu Rumah Tangga Asal Baureno Bojonegoro Ini Berbisnis Wingko
Minggu, 31 Januari 2021 19:00 WIBOleh Vera Astanti Editor Imam Nurcahyo
Bojonegoro - Menjadi ibu rumah tangga tidak menutup kesempatan untuk bekerja atau memiliki usaha sendiri. Salah satunya yang dilakukan Suci Wulandari (31) asal Desa Tulungagung, Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro. Di sela-sela kesibukannya mengurus rumah tangga, ibu ini mencoba membuat jajanan wingko dan menjualnya, ternyata laris.
Wingko merupakan makanan berbahan dasar tepung ketan dan kelapa, berbentuk pipih dan bundar. Wingko terkenal sebagai makanan oleh-oleh khas Babat Kabupaten Lamongan. Tetapi wingko sekarang juga diproduksi di berbagai daerah.
"Awalnya saya tidak ada niat jualan wingko. Pada saat libur lebaran tahun 2018, suami yang kebetulan cuti berniat mengunjungi salah satu teman di Madiun. Waktu itu bingung, mau dibawain apa nih buat oleh-oleh. Akhirnya kepikiran wingko Babat karena memang khas daerah sini," kata Suci kepada awak media ini. Minggu (31/01/2021).
Suci Wulandari (31) ibu rumah tangga asal Desa Tulungagung, Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro, dengan wingko produksinya. (foto: susi/koleksi pribadi)
Saat itu, Suci memutuskan untuk membuat wingko sendiri daripada beli, sebab dipikir dengan uang yang sama akan mendapat wingko lebih banyak.
Ternyata komentar dari teman suaminya wingko yang dibuat Suci enak dan beda dengan yang biasa dijual. Hal tersebut membuatnya terpecut untuk menekuni bisnis memproduksi wingko. Selain itu mereka juga menyarankan Suci untuk serius berjualan wingko, sebab siapa tahu bisa berkembang dan sukses.
"Sejak saat itu mulai tes pasar dengan posting foto wingko buatan saya. Ternyata responnya bagus. Itulah awal mula jualan wingko," kata Suci.
Selain wingko, Suci juga menjual kue kering khususnya nastar, kastengel, putri salju, dan kue semprit jadul. Semua makanan yang dia jual adalah hasil coba-coba. Dia membutuhkan banyak percobaan untuk menemukan resep yang pas.
Suci pun berusaha melegalkan usahanya. Pada Oktober tahun 2020, dia sudah mendaftarkan dan memenuhi berkas persyaratan untuk pengajuan sertifikat izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) dari Dinas Kesehatan (Dinkes).
"Jadi untuk saat ini saya masih menunggu kabar dari pihak Dinkes untuk proses lebih lanjut," kata Suci menjelaskan.
Namun Suci tidak memproduksi wingko setiap hari. Jadi dia hanya membuat wingko berdasarkan pesanan. Untuk harga Suci mematok harga antara Rp 70 ribu sampai Rp 80 ribu per kotak. Tiap kotak berisi 20 biji. Sebab dia menyesuaikan dengan harga bahan bakunya, yaitu kelapa.
Saat ini Suci hanya memasarkan produknya lewat online saja. Namun dia sudah pernah mengirimkan wingko ke beberapa kota bahkan ke luar pulau, seperti Kalimantan, Sulawesi dan Kepulauan Riau.
Namun karena wingko ini merupakan jajanan basah dan Suci tidak menggunakan bahan pengawet, maka wingko buatannya hanya bisa bertahan selama lima hari saja.
Dia pernah mengirim ke Jakarta, dan ternyata ketika sampai tujuan, wingko tersebut malah rusak karena kelamaan diperjalanan.
"Teman-teman yang ada di luar kota kadang pesan dan pengirimannya saya kemas pakai vakum sealer. Hanya saja tetap ada risiko rusak di jalan, karena estimasi waktu ekspedisi tidak bisa diprediski," kata Suci.
Untuk teman-teman yang sedang mencari oleh-oleh wingko, bisa menghubungi nomor Susi di: +62 812 3198-8080 atau bisa melalui akun Instagram (IG): @qiscookiesofficial. (ver/imm)