Ekonomi Kreatif dan UMKM
Terdampak COVID-19, Perias Pengantin di Bojonegoro ini Alih Profesi Jual Tahu Susu
Rabu, 10 Februari 2021 17:00 WIBOleh Vera Astanti Editor Imam Nurcahyo
Bojonegoro - Kehilangan pekerjaan saat pandemi COVID-19 dialami oleh banyak orang. Salah satunya adalah erias pengantin. karena adanya pembatasan kegiatan masyarakat sehingga usaha rias pengantin tidak lagi memiliki pelanggan.
Dwi Resti (48) perias pengantin asal Desa Baureno, Kecamatan Kabupaten Bojonegoro ini merasakan usaha riasnya sepi karena pandemi. Untuk itu dia mencoba alih profesi dengan membuat tahu susu untuk dijual.
Sebelum menjual tahu susu, Dwi Resti awalnya adalah seorang perias penganten dan juga memiliki usaha mebel. Namun dampak pandemi COVID-19 ini membuatnya beralih ke bisnis lain. Dia menyadari untuk membangun usaha menang tidak mudah, harus telaten, dan sabar, sehingga apapun kendalanya pasti bisa diatasi.
Kepada awak media ini Selasa (09/02/2021) Dwi Resti mengaku Tahu Susu MIMIKU yang ia produksi bisa tahan selama dua minggu di lemari pendingin. Menurutnya tahu susu lebih disukai konsumen karena dirasa lebih praktis.
"Awal puasa tahun lalu kami mencoba lempar ke pasar. Alhamdulillah, ternyata antusias konsumen cukup bagus," kata Dwi Resti. Selasa (09/02/2021).
Menurutnya, untuk mengonsumsinya tidak perlu diberi bumbu lagi atau langsung digoreng saja, karena tahu susu produksinya rasanya gurih dan lembut seperti susu.
"Cukup enak saat disajikan hangat menjadi cemilan yang digemari masyarakat," kata Dwi Resti.
Dwi Resti (48) dengan tahu susu produksinya (foto: vera/beritabojonegoro.com)
Dwi Resti tidak memproduksi tahu susu setiap hari, melainkan seminggu sekali sampai dua kali. Sekali produksi sebanyak 80 sampai 100 kotak tahu susu. Dia memproduksi tahu susu di rumahnya, di Jalan Raya Baureno 291, atau depan pertigaan Kauman, Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro,.
Ketika banyak produk serupa yang dijual di pasaran, Dwi Resti selalu berusaha mengenalkan produk dengan tetap meningkatkan kualitas.
Selain akibat pandemi COVID-19, sekarang ini harga kedelai sedang mengalami kenaikan. Para pedagang tempe dan tahu tentu menaikkan harga jual. Namun Dwi Resti tidak melakukannya. Harga tahu susu miliknya ia jual mulai barga Rp 13 ribu per bungkus.
"Meskipun harga kedelai naik, harga tahu susu Mimiku tetap, Mbak," kata Dwi Resti.
Produknya juga telah mendapat dukungan Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro. Tahu susu Mimiku sudah mendapatkan Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan (SPKP) Nomor: 0050/3522/2020. Sementara untuk pemasaran dirinya juga mendapat dukungan dari Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Bojonegoro.
Untuk menikmati tahu susu Mimiku, konsumen tidak perlu datang ke Baureno, sebab produknya sudah masuk di sejumlah toko swalayan di Kota Bojonegoro. Bagi yang ingin memsan bisa juga menghubungi telepon Dwi Resti di nomor +62 823-3020-9777. (ver/imm)