Aliansi Petani Blora Gelar Aksi Damai, Tuntut Anjloknya Harga Gabah
Rabu, 10 Maret 2021 17:00 WIBOleh Priyo SPd Editor Imam Nurcahyo
Blora - Dalam rangka melindungi para petani akibat anjloknya harga gabah, Aliansi Petani Blora yang meliputi Gerakan Rakyat Menggugat (Geram), Aliansi Masyarakat Sipil Blora (AMSB), Perwakilan Petani Blora dan Mahasiswa Blora, pada Rabu (10/03/2021), menggelar aksi damai dengan jalan kaki kurang lebih satu kilometer, dari perempatan lampu merah Seso sampai Gedung Konco Tani Blora.
Dengan menerapkan protokol kesehatan, 10 orang perwakilan Aliansi Petani Blora tersebut menyampaikan sejumlah tututan sambil menggelar aksi teatrikal yang bertajuk "Weden Sawah Gugat Anjloke Rego Gabah".
Dalam aksi tersebut Aliansi Petani Blora menyampaikan tiga tuntutan antara lain, Pemkab Blora harus hadir dalam mengendalikan anjloknya harga gabah dan melindungi nasib petani Blora.
Selanjutnya mereka meminta Pemkab Blora mengintervensi dengan cara ikut menyerap hasil panen petani. Seperti skema pemerintah di tahun lalu melalui stabilisasi harga gabah. Skema ini memungkinkan Pemkab melakukan kerjasama pinjaman modal melalui KUR untuk Bulog, BUMDes, bahkan dengan lembaga sosial yang bergerak melindungi petani.
Dan terakhir, mereka meminta Pemkab Blora secara tegas menolak kebijakan impor beras yang dilakukan pemerintah pusat dengan berkirim surat kepada kementerian terkait. Dan Pemkab juga harus menolak masuknya beras Impor ke Blora dengan membentuk Satgas Pengendalian Harga Pangan yang bertugas melakukan pengawasan bahkan penindakan di lapangan secara masif.
Aliansi Petani Blora saat melaksanakan audiensi dengan Kepala Gudang Bulog Blora dan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahan Pangan Kabupaten Blora. Rabu (10/03/2021) (foto: priyo/beritabojonegoro)
Sesampainya di Gedung Konco Tani Blora, perwakilan Aliansi Petani Blora diterima dan melaksanakan audiensi dengan Kepala Gudang Bulog Blora, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahan Pangan Kabupaten Blora, dan dihadiri anggota Polres dan Kodim Blora.
Koordinator aksi yang juga pimpinan AMSB Blora, Seno Margo Utomo menuturkan bahwa saat ini Blora sudah memasuki masa panen raya padi. Hari- hari yang ditunggu para petani setelah kerja keras mereka selama 3 bulan, namun ternyata malah disambut dengan anjloknya harga gabah
Menurutnya, anjloknya harga gabah membuat harapan petani untuk mendapatkan keuntunganpun musnah. Padahal sebelumnya mereka sudah dibelit masalah langkanya pupuk bersubsidi.
"Ditambah lagi, terkait kabar pemerintah pusat yang membuat kebijakan impor beras hingga 1,5 juta ton, yang pasti akan makin menekan harga gabah. Hal ini tentu membuat petani menjerit karena nasib mereka makin terpuruk," ujar Seno Margo Utomo.
Sementara itu, Kepala Gudang Bulog Blora, Budi Sulistiyono mengatakan, masalah anjloknya harga gabah ini hanya masalah persepsi.
Menurutnya, persepsi harga itu dikatakan anjlok apabila sesuai regulasi atau aturan Kemendagri yang sudah ditentukan, misalnya harga gabah Rp 5.300 dengan kadar air 25 persen dan hampanya 10 persen. Terus gabah petani sudah sesuai aturan tapi harganya ko cuman Rp 3.000, itu berarti anjlok.
"Namun kalau misalnya kadar airnya 35 persen lebih dan hampanya di atas 10 persen, jadi itu belum bisa dikatakan anjlok," tutur Budi Sulistiyono menjelaskan.
Budi juga menyampaikan, terkait pemerintah akan melakukan kebijakan impor beras, dirinya mengaku tidak berani memberikan pendapat, karena hal tersebut merupakan wewenang pemerintah pusat. (teg/imm)