Musim Hujan Tiba, Bendungan Gerak Mulai Difungsikan
Sabtu, 12 Desember 2015 11:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
Kalitidu – Musim hujan telah tiba. Air Sungai Bengawan Solo yang saat musim kemarau lalu menyusut drastis kini lambat laun mulai terlihat naik. Air kiriman dari daerah hulu sungai terlihat mengalir deras bercampur lumpur dan enceng gondok. Pada saat perubahan musim seperti ini, ketika air Bengawan mendadak naik, berbagai jenis ikan yang hidup di sungai terpanjang di Pulau Jawa itu pun bingung dan mabuk. Pada saat seperti ini orang-orang menyebutnya dengan musim pladu. Orang-orang yang tinggal di sekitar sungai dengan mudah menangkap ikan dengan peralatan seadanya seperti jala kecil, wuwu, dan seser. Hasil tangkapan ikan saat seperti ini berlimpah dibandingkan dengan biasanya.
Seiring naiknya air Bengawan Solo, Bendungan Gerak yang membentang di sungai di wilayah Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu dan Desa Padang, Kecamatan Malo, Kabupaten Bojonegoro juga mulai difungsikan. Bendungan gerak itu digunakan untuk menampung air pada saat musim hujan dan dipakai cadangan selama musim kemarau.
Bentangan bendungan di sebelah barat panjangnya kurang lebih tujuh kilometer. Sementara, bentangan bendungan di sebelah timur sepanjang kurang lebih lima kilometer. Bendung gerak itu mempunyai sembilan pintu air radial yang dapat dinaikkan atau diturunkan secara elektrik. Dua pintu air lebarnya kurang lebih 7,5 meter dan enam pintu air lainnya mempunyai lebar 15
meter. Panjang pintu air itu masing-masing 7,3 meter.
Sistem buka dan tutup pintu air di bendung gerak itu dikendalikan melalui panel kontrol jarak jauh yang berada di dekat bendungan. Petugas juga memantau kondisi debit air sungai di bendungan melalui alat itu.
Dengan pintu air yang dapat digerakkan secara elektrik itu, maka debit air Sungai Bengawan Solo bisa diatur sesuai kebutuhan. Bendung gerak itu dapat mengatur kondisi debit air Sungai Bengawan Solo saat musim hujan maupun musim kemarau.
Bambang Nurhadi, konsultan proyek bendungan gerak, mengatakan, bendung gerak itu banyak manfaatnya. Yaitu, bendung gerak itu dapat menyimpan cadangan air yang bisa dipakai untuk irigasi pertanian, air baku untuk kebutuhan industri, dan juga cadangan air minum.
“Bendung gerak itu berfungsi menyimpan air saat musim hujan, dan cadangan air itu dapat digunakan saat musim kemarau,” ujarnya.
Bendung gerak itu dapat menampung cadangan air baku sebanyak 13 juta meter kubik. Sementara, luasan areal pertanian yang dapat dialiri dari bendung gerak itu sekitar 4.500 hektare yaitu meliputi Kecamatan Kalitidu, Trucuk, Purwosari, dan Ngraho.
Bendungan gerak itu juga dilengkapi dengan pembangunan jembatan sepanjang kurang lebih 504 meter dengan lebar 3,7 meter. Dengan begitu, jembatan itu sekaligus menjadi penghubung warga di Desa Padang, Kecamatan Trucuk, dengan warga di Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, Bojonegoro.
Di dua sisi bendungan rencananya juga dibangun kawasan wisata dan perkemahan. Dengan begitu, bendung gerak itu juga akan menjadi salah satu potensi wisata yang menarik di Bojonegoro. Lokasi bendung gerak itu berdekatan dengan sentra perkebunan belimbing di Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu.
Proyek bendung gerak itu pembangunannya dimulai pada 5 Mei 2009 dan rampung pada Maret 2012. Proyek bendung gerak itu dikerjakan oleh PT Waskita Adhi Karya dan PT Barata. Sedangkan, konsultan bendung gerak itu dari Jepang. Bendung gerak itu pembangunannya menelan dana sebesar Rp351 miliar. (ver/kik)