Menengok Keberhasilan Budidaya Jeruk Siam di Desa Tulungrejo, Trucuk, Bojonegoro
Rabu, 23 Juni 2021 16:00 WIBOleh Dan Kuswan Editor Imam Nurcahyo
Bojonegoro - Desa Tulungrejo, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, selama ini lebih dikenal sebagai desa penghasil jambu air dan jambu kristal. Namun kini, salah satu warga di desa setempat telah berhasil membudidayakan tanaman jeruk siam (citrus nobilis), yang ternyata dapat tumbuh subur di lahan pertanian di pinggiran Sungai Bengawan Solo desa tersebut.
Di lahan seluas kurang lebih 2.500 meter persegi milik petani desa tersebut setidaknya saat ini ada sekitar 150 tanaman jeruk siam yang telah berumur sekitar 5 tahun dan sedang memasuki puncak produksi, yang mana saat ini sedang berbuah dan memasuki masa panen.
Jika pengunjung ingin datang ke lokasi kebun jeruk siam tersebut, dari Kota Bojonegoro berjarak sekitar 2,5 kilometer atau kurang lebih 10 menit perjalanan menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat. Dari jembatan Sosrodilogo Bojonegoro, belok ke kiri menuju Desa Tulungrejo. Sesampai di Desa Tulungrejo, pengunjung bisa langsung menuju Dusun Pandean atau tepatnya di RT 013 RW 002 Desa Tulungrejo.
Tanaman jeruk siam (citrus nobilis) milik petani di Desa Tulungrejo, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro. (foto: dan/beritabojonegoro)
Pemilik kebun jeruk siam tersebut, Suemi (38) ditemui awak media ini di lokasi kebun pada Rabu (23/06/2021) menuturkan bahwa kebun jeruk miliknya sudah ada sejak 5 tahun yang lalu, dan saat ini masuk musim panen yang kedua kalinya.
Menurutnya, pada musim panen tahun sebelumnya, dirinya mendapatkan pengahasilan sekitar Rp 30 juta, dan diperkirakan tahun ini hasil panennya tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya.
"Untuk musim panen tahun ini konsepnya kami kemas menjadi wisata petik jeruk. Jadi pengunjung bisa memetik sendiri kemudian ditimbang di lokasi untuk dibawa pulang atau bisa juga dinikmati di lokasi," kata Suemi.
Suemi mengaku bahwa saat kebun jeruknya untuk hari kerja Senin sampai Jumat rata-rata mampu menghasilkan uang sebesar Rp 500 ribu. Sementara untuk hari Sabtu dan Minggu, karena pengunjung yang datang lebih ramai, bisa menghasilkan uang antara Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta. Sementara harga jual jeruk siam tersebut di lokasi kebun Rp 10 ribu per kilogram.
"Selain pengunjung yang datang untuk berwisata sambil memetik jeruk sendiri, ada juga sejumlah pedagang yang datang membeli untuk dijual lagi," kata Suemi.
Tanaman jeruk siam (citrus nobilis) milik petani di Desa Tulungrejo, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro. (foto: dan/beritabojonegoro)
Kepala Desa Tulungrejo, Kecamatan Trucuk, Sudarto SE, kepada awak media menjelaskan bahwa jeruk siam ini ternyata dapat tumbuh subur di lahan pertanian di desa setempat, yang lokasinya tak jauh dari sepadan Sungai Bengawan Solo.
Menurutnya, Pemerintah Desa Tulungrejo tengah berupaya untuk melakukan pengembangan di seluruh wilayah desa setempat.
"Jeruk siam ini sangat prospek untuk dikembangkan, karena dapat tumbuh subur di sini. Terbukti dengan keberhasilan Mbak Suemi ini." tutur Sudarto.
Sudarto berharap dengan keberhasilan budidaya jeruk siam milik Suemi trsefbut nantinya bisa ditiru oleh warga lainya sehingga bisa meningkatkan perekonomian warga. Pihaknya saat ini sedang mengupayakan untuk pengadaan bibit jeruk tersebut.
"Untuk rencana jangka panjang bisa menjadi agrowisata kebun jeruk siam. Kita nanti juga akan mensuport pengadaan bibitnya," tutur Sudarto.
Sementara itu, Camat Trucuk Heru Sugiharto SE MM mengatakan bahwa pihaknya sangat mendukung pengembangan kebun jeruk siam di Desa Tulungrejo.
"Kami mendukung penuh untuk pengembangan agrowisata jeruk siam ini, sehingga nantinya akan meningkatkan perekenomian masyarakat Desa Tulungrejo dan sekitarnya." tutur Heru Sugiharto.
Terpisah, Petugas Penyuluh Lapangan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bojonegoro, Dwi Setiarso menjelaskan bahwa pihaknya selama ini telah memberikan mendampingi pada petani buah-buahan di wilayah Desa Tulungrejo, Kecamatan Trucuk, karena selain jeruk siam, di desa setempat juga ada kebun jambu air khas desa setempat, jambu kristal, dan jeruk nipis.
"Kami secara rutin telam memberikan penyuluhan bagaimana cara perawatan, pemupukan dan bagaimana cara mengatasi hama yang menyerang tanaman para petani." kata Dwi Setiarso. (dan/imm)