Ekonomi Kreatif
Perajin Tongkat Komando di Blora Tetap Produksi di Masa Pandemi, Omzet Capai Jutaan Rupiah
Rabu, 18 November 2020 10:00 WIBOleh Priyo SPd Editor Imam Nurcahyo
Blora - Masa pandemi virus Corona (Covid-19) saat ini, tak menjadikan penghalang bagi perajin tongkat komando di Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Adalah Edi Eka Tantra, warga Kelurahan Kunden Kecamatan Blora Kabupaten Blora, yang keseharianya berdinas sebagai anggota Kodim 0721 Blora.
Baginya, pandemi bahkan menjadi inspirasi untuk berinovasi membuat karya seni tongkat komando lebih banyak. Setiap bulan pendapatan atau omzetnya bisa mencapai puluhan juta rupiah.
Selain tongkat komando, usai pulang dinas dirinya memanfaatkan waktu luangnya untuk membuat kerajinan tongkat komando. Selain itu, Edi juga membuat papan nama portabel dan tempat tongkat.
Ditemui awak media ini Rabu (18/11/2020), Edi Eka Tantra menuturkan bahwa di tengah pandemi Covid-19 ini, tongkat komando buatanya masih banyak yang memesan. Menurutnya, setiap ada pergantian jabatan atau pimpinan, pasti memesan tongkat komando.
"Bagi saya tidak ada pengaruhnya, karena setiap ganti pimpinan pasti ada yang pesan. Bahkan saya bisa inovasi," kata Edi, Rabu (18/11/2020)
Edi mengaku menggeluti tongkat komando sejak akhir 2017. Awalnya ia membuatkan untuk adiknya, yang waktu itu menjadi salah satu komandan Bataliyon. Dari situlah tongkat komando buatnya mulai dikenalkan adiknya ke teman temanya.
"Sekitar akhir 2017. Waktu itu adik saya menjabat komandan Bataliyon. Kemudian saya membuatkan tongkat komando pertama untuk adik saya. Oleh adik saya dipromosikan ke temannya," tuturnya menjelaskan.
Edi Eka Tantra, anggota Kodim Blora, warga Kelurahan Kunden Kecamatan Blora Kabupaten Blora, perajin tongakt komando. Rabu (18/11/2020)
Hingga kini pesanan tongkatnya masih ada yang order, bukan hanya di Blora namun sampai luar Jawa, seperti Sumatra , Kalimantan sampai Irian Jaya.
Kebanyakan yang memesan adalah perwira berpangkat Letnan Kolonel hingga jenderal bintang satu. Mulai dari TNI Angkatan Laut , Darat dan Udara, serta dari petinggi Polri dan Kejaksaan. Ada pula yang berpangkat Jendral bintang dua, namun yang memesan biasanya melalui ajudan.
"Dari TNI Angkatan Darat, Laut dan Udara. Dari Kepolisian dan Kejaksaan juga ada. Rata rata setingkat Kolonel biasanya langsung menghubungi saya. Kalau Jendral biasanya lewat ajudan," tuturnya mengimbuhkan.
Tongkat Komando buatnya ini tergolong unik, karena bahanya bukan dari kayu sembarangan. Kayunya ia pilih dari bahan kayu yang memiliki nilai filosofi, orang Jawa bilang kayu antik yang punya karismatik.
Bahkan tongkat buatanya tidak pernah di beri warna ataupun di politur. Mengkilapnya alami murni hasil finishing.
"Katanya tongkat buatan saya ini rapi, dan keunggulan tongkat saya adalah tanpa polesan. Mengkilapnya alami, murni hasil finishing. Makanya kenapa mereka kembali lagi pesan ke saya," jelas Edi.
Edi mengungkapkan bahwa ada 25 jenis kayu yang menjadi bahan dasar pembuatan tongkat komando, mulai dari kayu stigi, telogosari, liwung macan dari Merapi, kayu hitam dari Irian Jaya, kayu Kalimosodo dan masih banyak lagi. Kayu kayu itu ia dapatkan dari komunitas barang atau kayu antik.
Akhir-akhir ini Edi terus berinovasi dengan menggunakan kulit ikan pari. Tongkat yang sudah jadi ia bungkus dengan kulit ikan pari, sehingga tampak bersinar jika terkena sinar. Dan inovasinya itu ternyata membuat ia banjir order.
"Harganya relatif mulai dari satu juta delapan ratus ribu hingga tujuh juta, tergantung bahan dan tingkat kesulitan," kata Edi Eka Tantra. (teg/imm)