Bubur Muhdhor, Menu Buka Puasa Khas Tuban yang Hanya Bisa Dijumpai saat Ramadan
Senin, 04 April 2022 17:00 WIBOleh Ayu Fadillah SIKom
Tuban - Bulan Ramadan, merupakan bulan suci yang paling dinanti oleh umat Muslim. Selain momentum untuk menjalankan ibadah puasa Ramadan, seringkali ada tradisi-tradisi yang hanya bisa dijumpai selama bulan Ramadan, sehingga tradisi tersebut akan diburu oleh masyarakat.
Seperti halnya di Kabupaten Tuban. Di Masjid Muhdhor yang terletak di perkampungan Arab, tepatnya di Jalan Pemuda turut Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Tuban Kota, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Selalu membagikan Bubur Muhdhor.
Kudapan khas Tuban ini sempat absen dua tahun karena pandemi COVID-19. Dan tahun ini bubur ini kembali dibagikan kepada warga untuk menu berbuka puasa.
Takmir Masjid Muhdhor, Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Tuban Kota, Kabupaten Tuban, saat membuat Bubur Muhdhor. Senin (04/04/2022) (foto: ayu/beritabojonegoro)
Bubur Muhdhor merupakan makanan khas dari Masjid Muhdhor.Cita rasa Bubur Muhdhor ini mirip dengan gulai kambing, hasil asimilasi dari budaya Timur Tengah.
Untuk masyarakat yang ingin mencobanya, hanya bisa ditemui di Masjid Muhdhor. Namun, warga harus rela antre dan membawa wadah atau tempat makanan sendiri.
Takmir Masjid Muhdhor Tuban, Agil Al Bunumay, ditemui awak media ini Senin (04/04/2022) mengungkapkan, tradisi berbagi Bubur Muhdhor ini hanya bisa dijumpai saat Bulan Suci Ramadan,namun dua tahun kemarin sempat terhenti lantaran pandemi COVID-19.
Ia juga menjelaskan, pembuatan Bubur Muhdhor dimasak oleh pengurus masjid, dimulai dari pukul 13.00 WIB siang dan matang pukul 15.30 WIB. Kemudian, bisa dibagikan kepada masyarakat pada pukul 16.30 WIB.
"Terkadang belum 16.30 sudah banyak yang antre sambil bawa kotak makan," ucap Agil Al Bunumay. Senin (04/04/2022).
Sejumlah warga saat antre untuk mendapatkan Bubur Muhdhor di Masjid Muhdhor yang terletak di Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Tuban Kota, Kabupaten Tuban. Senin (04/04/2022) (foto: ayu/beritabojonegoro)
Menurutnya, sejak dahulu pembuatan Bubur Muhdhor tidak pernah mengalami perubahan dari segi bumbu maupun rasa. Adapun bumbunya terdiri dari beras, santan, bumbu gulai, rempah-rempah, bawang merah, bawang putih, daging kambing dan campuran lainnya.
"Saya tidak tahu pasti sejak kapan tradisi ini dimulai. Namun, sejak kecil sekitar tahun 1960-an sudah ada. Kalau menurut data yang tercatat sekitar tahun 1937 tradisi ini sudah ada," kata Agil Al Bunumay.
Pada tahun tersebut juga tercatat jumlah sumbangan mulai dari nominal Rp 1, beras dan kelapa. Adapun seseorang yang ikut berpartisipasi memberikan sumbangan sejak dahulu salah satunya adalah dr Koesma yang saat ini namanya diabadikan menjadi nama rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban. Bahkan takmir masjid menyebut ada kemungkinan dr Koesma sebagai pencetus tradisi ini.
"Dulu bubur ini dibagikan untuk masyarakat yang tidak mampu, seperti datang ke rumah-rumah, untuk janda-janda yang kesusahan, yang diantarkan oleh orang usia muda dan berjalan hingga tahun 70-an," kata Agil.
Namun, seiring berjalannya waktu, masyarakat dapat menikmati Bubur Muhdhor ini dengan datang langsung ke Masjid Muhdhor saat Bulan Ramadan pada setiap harinya.
"Sekarang juga tidak dibatasi untuk warga sekitar Kutorejo ataupun Sidomulyo, namun warga dari mana saja boleh datang untuk menikmati bubur ini," tutur Takmir Masjid.
Sementara itu, salah satu warga bernama Alwi (23), mengaku senang bisa menikmati Bubur Muhdhor pada Bulan Suci Ramadan tahun ini.
Saat ditanya soal rasa, Alwi mengungkapkan cita rasanya lain dari bubur biasanya. "Rasanya enak, karena ada daging kambingnya juga," ucap Alwi. (ayu/imm)
Reporter: Ayu Fadillah SIKom
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo