Memasuki Musim Panen, Harga Gabah Petani di Sumberrejo, Bojonegoro Turun Drastis
Jumat, 18 Februari 2022 10:00 WIBOleh Tim Redaksi
Bojonegoro - Memasuki masa panen raya, harga gabah kering panen (GKP) di Kabupaten Bojonegoro terus mengalami penurunan.
Seperti yang terjadi di Desa Sambongrejo, Kecamatan Sumberreno, Kabupaten Bojonegoro, para petani di desa setempat mengeluhkan harga jual gabah yang terus merosot pada musim panen kali ini.
Harga jual gabah kering panen (GKP) di tingkat petani turun drastis dari sebelumnya Rp 4.200 per kilogram, kini tinggal menjadi Rp 3.800 per kilogram.
Akibat turunnya harga gabah tersebut membuat para petani semakin merugi karena modal awal yang dikeluarkan oleh para petani cukup tinggi karena harga pupuk saat musim tanam cukup mahal.
Suasana panen padi di Desa Sambongrejo, Kecamatan Sumberreno, Kabupaten Bojonegoro. (foto: dok istimewa)
Selain itu, dibarengi dengan menurunnya hasil panen akibat berbagai macam serangan hama seperti wereng dan sundep yang meningkat pada tanam musim ini.
Serangan hama tersebut membuat hasil panen para petani tidak maksimal atau turun drastis dari rata-rata 7,5 ton per hektare, kini hanya mencapai rata-rata 6 ton saja tiap hektarenya. Sehingga petani harus menanggung kerugian yang besar hingga mencapai jutaan rupiah tiap hektarenya.
Ngadenan (53), petani asal Desa Sambongrejo, Kecamatan Sumberreno, Kabupaten Bojonegoro, saat beri keterangan. (foto: dok istimewa)
Salah satu petani di Desa Sambongrejo, Kecamatan Sumberreno, Kabupaten Bojonegoro, Ngadenan (53), kepada awak media ini Kamis (17/02/2022) mengatakan bahwa sebelumnya, harga jual gabah kering panen di desanya mencapai Rp 4.200 per kilogram, namun hari ini harga gabah anjlok hingga tinggal Rp 3.800 per kilogram.
"Mulai panen. Harga tidak nutut. turun tiap hari. Normalnya 4.000-4.200 rupiah per kilogram. Sekarang turun tinggal 3.800 rupiah per kilogramnya," tutur Ngadenan.
Ngadenan mengungkapkan bahwa biasanya kualitas gabah petani di desanya relatif cukup bagus, namun hasil panen pada musim kali ini sempat menurun akibat berbagai macam serangan hama seperti wereng dan sundep.
"Kalau gabah di sini biasanya bagus. Baru ini wereng menyerang terus," tutur Ngadenan.
Para petani berharap harga gabah dapat kembali naik, setidaknya stabil di kisaran harga Rp 4 ribu rupiah per kilogram, sehingga tak membuat petani merugi.
Untuk diketahui, berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2020, tentang Penetapan Harga Pembelian Pemerintah Untuk Gabah atau Beras disebutkan, bahwa harga penetapan pemerintah (HPP) gabah ditetapkan dengan ketentuan bahwa harga pembelian gabah kering panen (HKP) dalam negeri dengan kualitas kadar air paling tinggi 25 persen, dan kadar hampa atau kotoran paling tinggi 10 persen, sebesar Rp 4.200 per kilogram di tingkat petani, atau Rp 4.250 per kilogram di penggilingan.
Sementara, harga pembelian gabah kering giling dalam negeri dengan kualitas kadar air paling tinggi 14 persen, dan kadar hampa atau kotoran paling tinggi 3 persen, sebesar Rp 5.250 per kilogram di penggilingan, atau Rp 5.300 per kilogram di gudang Perum Bulog. (dan/imm)
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo