Penertiban Perengkek, Menyelamatkan 45 Ribu Liter Minyak yang Hilang
Rabu, 16 Desember 2015 11:00 WIBOleh Nasruli Chusna
Oleh Nasruli Chusna
Kedewan - Pengelola wilayah pengeboran sumur minyak tua di Wonocolo, Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro, PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu melakukan penertiban terhadap perengkek atau kurir pembawa minyak hasil sulingan secara ilegal selama sepekan ini.
Penertiban itu dilakukan untuk menyelamatkan potensi kehilangan minyak mentah sekitar 45.000 liter per hari. Sedikitnya saat ini ada sekitar 225 rengkek yang berisi minyak hasil penyulingan sendiri dijual secara bebas menggunakan rengkek ke luar daerah.
"Saat ini sedikitnya ada 504 dapur olahan (penyulingan,red) yang dimiliki penambang liar di Kedewan dan hasilnya dijual ke luar Pertamina," kata Manager Legal and Relations Asset 4 Pertamina EP, Sigit Dwi Aryono.
Dari jumlah 504 penyulingan itu, kata Sigit, sedikitnya dimiliki oleh sebanyak 351 penambang. Setiap kali angkut, perengkek tersebut kemudian membawa sekitar tujuh jeriken dengan ukuran sekitar 35 liter menggunakan sepeda motor. "35 liter itu setara dengan 200 liter minyak mentah," katanya.
Untuk mengurangi potensi kehilangan minyak tersebut sehingga Pertamina EP selaku pemilik wilayah bekerja sama dengan tim gabungan TNI, Polri, security Pertamina dan Satpol PP berjaga di perbatasan Desa Wonocolo untuk menertibkan perengkek.
Staff Legal and Relation Pertamina EP Asset 4, Aulia Arbiani mengatakan, ada sekitar 50 anggota dari TNI, 27 dari Kepolisian, 8 dari security Pertamina, 4 orang dari Satpol PP Kecamatan Kedewan yang melakukan pengamanan.
"Pertimbangannya untuk mengurangi penyulingan minyak. Sehingga tidak ada lagi minyak sulingan yang keluar dan merugikan negara," jelasnya.
Dengan pengamanan tersebut, lanjutnya, otomatis minyak mentah akan disetor ke Pertamina EP Asset 4 dan mencegah beredarnya minyak sulingan yang kualitasnya tidak bagus. Yang lebih penting, kerugian negara tiap hari yang menguap bisa diselamatkan.
Tampak di lokasi sebelum masuk Desa Wonocolo, Kecamatan Kedewan, sejumlah petugas keamanan berjaga di pos penjagaan. Di pos lainnya, berbatasan dengan Desa Kedewan, tampak didirikan tenda yang dijadikan sebagai pos penjagaan. Rencananya, tim gabungan akan berjaga selama 7 hari ke depan.
Sementara itu, lokasi pengolahan minyak tua masih tampak beroperasi seperti biasanya. Termasuk warga dari berbagai wilayah yang menyuling minyak mentah yang ditambang manual menjadi bahan bakar minyak (BBM) solar atau jenis lain. (rul/kik)