Musim Panen, Harga Jual Tomat di Tingkat Petani di Bojonegoro Tinggal Rp 1.000 per Kilogram
Kamis, 29 September 2022 12:00 WIBOleh Alifaisyah Baydilla
Bojonegoro - Para petani tomat di Desa Megale, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mengeluhkan anjloknya harga jual pada musim panen kali ini.
Mereka mengaku harus menanggung kerugian yang besar lantaran buah tomat hasil panen kali ini nyaris tak laku dijual.
Kalau pun laku, harga jual tomat di tingkat petani saat puncak panen kali ini tinggal Rp 1.000 per kilogram. Padahal sebulan lalu atau saat awal panen, harganya mencapai Rp 3.000 per kilogram.
Para petani mengaku tidak tahu pasti penyebab anjloknya harga tersebut, namun diduga karena saat ini merupakan puncak panen, sehingga pasokannya melimpah yang mengakibatkan harganya turun drastis.
Sementara, informasi dari pedagang di pasar tradisional setempat, selain pasokannya melimpah, permintaan konsumen atau penjualan sayur-mayur dan bumbu dapur saat ini mengalami penurunan. Harga jual tomat di tingkat pedagang saat ini berkisar Rp 4.000 per kilogram, turun drastis dari sebelumnya yang mencapai Rp 8.000 per kilogram.
Kondisi tanaman tomat milik petani di Desa Megale, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Kamis (29/09/2022). (foto: dok istimewa)
Salah satu petani tomat di Desa Megale, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro, Sudirman (67), di temui di sawahnya Kamis (29/09/2022) menuturkan bahwa harga jual tomat di tingkat petani ketika memasuki pemetikan keempat atau saat puncak masa panen merosot drastis. Kondisi ini membuat para petani di desa setempat harus menanggung risiko kerugian yang cukup besar.
"Harganya hancur! Sebelumnya harganya tiga rupiah terus turun dua rupiah, turun lagi sampai sekarang tinggal seribu rupiah per kilogram," tutur Sudirman.
Padahal menurutnya, kualitas hasil panen musim ini tergolong cukup baik dan minim dari gangguan hama. Hal ini dibuktikan dengan buah tomat yang tidak mudah rontok maupun membusuk. Untuk lahan dengan luas sekitar 400 meter persegi, mampu menghasilkan rata-rata hingga dua karung tomat kualitas terbaik.
Namun karena harga jualnya yang rendah, para petani mengaku resah. Mereka khawatir kondisi tersebut akan terus berlanjut sehingga dapat menyebabkan kerugian yang lebih besar lagi.
"Panennya cukup bagus. Tadi dapat satu kuintal lebih." kata Sudirman.
Akibat anjloknya harga jual tomat pada puncak panen kali ini, para petani mengaku hanya dapat pasrah. Mereka berharap pemerintah turun tangan, sehingga harga tomat kembali naik dan stabil, setidaknya bertahan di kisaran harga Rp 3.000 per kilogram, agar mereka tidak semakin merugi.
"Semoga bisa naik lagi harganya seperti kemarin itu," kata Sudirman.
Petani tomat di Desa Megale, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, saat panen. Kamis (29/09/2022). (foto: dok istimewa)
Terpisah, salah satu pedagang sayur-mayur dan bumbu dapur di Pasar Desa Sumberrejo, Kabupaten Bojonegoro, Makruf (40) menjelaskan bahwa harga sejumlah sayur-mayur dan bumbu dapur beberapa hari ini mengalami penurunan.
"Harga tomat hari ini empat rupiah per kilogram. Sebelumnya sempat mencapai delapan rupiah per kilogram," kata Makruf.
Saat ditanya apa kira-kira penyebab turunnya harga jual tersebut, Makruf mengungkapkan bahwa selain pasokannya yang melimpah, saat ini permintaan konsumen mengalami penurunan.
"Utamanya karena permintaannya menurun," kata Makruf.
Sekadar diketahui, harga jual sejumlah sayur-mayur dan bumbu dapur di pasar tradisional Sumberrejo, Bojonegoro, saat ini mengalami penurunan.
Harga tomat yang sebelumnya di kisaran Rp 8.000 per kilogram kini turun menjadi Rp 4.000 per kilogram.
Untuk harga cabai rawit sebelumnya Rp 75.000 per kilogram kini tinggal Rp 60.000 per kilogram. Harga cabai merah keriting sebelumnya Rp 65.000 per kilogram kini tinggal Rp 45.000 per kilogram. Sedangkan harga cabai merah besar sebelumnya Rp 45.000 per kilogram kini tinggal Rp 30.000 per kilogram. (red/ais/imm)
Reporter: Alifaisyah Baydilla
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo