Kisah Alvian Bagas Prakoso (3)
Alvian Sempat Berpamitan Kepada Teman Kelasnya Melalui Mimpi
Sabtu, 19 Desember 2015 17:00 WIBOleh Rizha Setyawan
Oleh Rizha Setyawan
Dander - Meninggalnya Alvian Bagas Prakoso (15), siswa SMK Negeri Dander kelas X Jurusan Teknik Gambar Bangunan, juga meninggalkan duka mendalam di lingkungan sekolahnya. Para guru dan teman-temannya merasa kehilangan sosok periang yang pandai menggambar tersebut.
Rasa kehilangan itu diungkapkan oleh beberapa guru dan teman kelasnya saat ditemui BBC (beritabojonegoro.com) di sekolahnya, SMKN Dander, pada Sabtu (19/12) pagi tadi.
Kepada BBC, Uun Arofah SPd, selaku guru sekaligus wali kelas Alvian, menyatakan, duka mendalam atas meninggalnya muridnya itu. Dia masih terbayang bagaimana sikap Alvian saat belajar di dalam kelas.
“Alvian itu anaknya pendiam, rajin, dan juga pandai menggambar, Mas,” ungkapnya kepada BBC di ruang kantor SMKN Dander.
Pada kesempatan itu, dengan raut sedih ibu guru Uun Arofah juga menunjukkan raport milik Alvian. Memang, Sabtu hari ini adalah jadwal penerimaan raport hasil evaluasi belajar siswa semester ganjil tahun ajaran 2015-2016.
"Hari ini harusnya Alvian juga mengambil raport," tuturnya sambil menunjukkan dan menyerahkan raport Vian kepada BBC.
Begitu menerima raport milik Vian, BBC langsung membuka-buka halaman raport itu. Saat meneliti isi halaman raport untuk hasil evaluasi belajar pada semester ganjil ini, ternyata ada enam mata pelajaran yang Alvian dinyatakan tidak lulus.
Enam pelajaran itu, Pendidikan Agama Islam, Olahraga, Kimia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Sosial, dan Kewirausahaan. BBC pun menanyakan nilai itu kepada ibu guru Uun.
"Keenam mata pelajaran itu tidak lulus, karena Alvian tidak mengikuti Ujian Akhir Semester," jawabnya.
Kenapa Alvian tidak ikut UAS? Sebab, saat jadwal ujian mata pelajaran itu Alvian tidak datang ke sekolah. Alvian sudah tidak masuk sekolah sejak 9 Desember 2015, hingga akhirnya dia diketemukan meninggal di hutan Dander pada Kamis, 17 Desember lalu. Semula pihak sekolah mengira Alvian tidak masuk sekolah, karena ada keperluan atau sakit. Namun rupanya kehendak Allah berkata lain, Alvian malah ditemukan sudah meninggal dunia.
(baca juga: Mbah Lurah Jono Tuturkan Hilangnya Alvian)
Saat mengunjungi ke SMKN Dander siang tadi, BBC tidak bisa menemui kepala sekolah. Sebab yang bersangkutan sudah pulang dan ada urusan lain. BBC hanya ditemui ibu guru Uun Arofah SPd, wali kelas Alvian.
Usai berbincang dengan ibu guru UUn, BBC lanjut menemui dua teman kelas sekaligus sahabat almarhum Alvian di sekolah, yakni Dimas dan Erik. Keduanya, mengaku, merasa sangat kehilangan salah satu sahabat terbaiknya itu.
“Biasanya di sekolah kita selalu bermain berempat, Mas. Empat sekawan itu Saya, Alvian, Fatur, dan Erik. Kita itu selalu bersama dari pertama Masa Orientasi Siswa (MOS), sampai kita jadi satu kelas. ” tutur Dimas dengan nada sedih.
Dimas juga mengaku, sebelum jenazah Dimas diketemukan, dirinya sudah punya firasat kurang baik. Dia mengaku ditemui almarhum Alvian dalam mimpi tidurnya.
“Usai bertemu dengan orang tua Alvian yang datang ke sekolah pada 10 Desember lalu, malamnya saya ditemui Alvian dalam mimpi. Dia berpamitan kepada saya, Mas. Saat itu dia mengenakan pakaian persis seperti pakaian dia saat ditemukan dalam keadaan meninggal itu, Mas,” ujarnya menyakinkan.
(baca juga: Sesosok Mayat Ditemukan di Hutan Dander)
Oleh Dimas dan beberapa teman kelas lainnya, BBC juga diajak masuk ruang kelas Alvian. Di dalam kelas mereka menunjukan tempat duduk spesial Alvian. Mereka menunjuk bangku pojok paling belakang.
“Alvian paling suka duduk di belakang itu, Mas. Tapi kalau di kelas Produktif dia suka di pinggir pintu, tepatnya tiga bangku dari pintu, Mas,” terang Dimas. (zha/tap)