Diterjang Arus Sungai, Jembatan Darurat di Kapas, Bojonegoro Ambrol
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:00 WIBOleh Tim Redaksi
Bojonegoro - Akibat hujan deras yang terjadi di wilayah Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Jumat sore hingga malam (21/10/2022), mengakibatkan sejumlah anak sungai di kecamatan setempat meluap.
Akibatnya, sebuah jembatan darurat yang menghubungkan Desa Bendo dengan Desa Kumpulrejo, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, ambrol.
Jembatan darurat tersebut merupakan akses utama masyarakat desa setempat, karena saat ini jembatan utama sedang dalam proses pembangunan, sehingga dengan ambrolnya jembatan darurat tersebut akses transportasi warga terganggu.
Untuk mencapai desa yang ada di seberang sungai, warga harus menempuh jalur lain yang jaraknya mencapai kurang lebih 12 kilometer.
Saat ini, pihak kontraktor pembangunan jembatan tersebut sedang membuat jembatan darurat lagi, agar aktivitas warga kembali normal.
Kondisi jembatan darurat penghubung Desa Bendo dengan Desa Kumpulrejo, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, yang ambrol. (Foto: Dok. Istimewa)
Kepala Desa Bendo, Kecamatan Kapas, Bambang Caroko, dikonfirmasi awak media ini Sabtu (22/10/2022) menegaskan bahwa yang ambrol tersebut bukan jembatan utama, namun jembatan darurat yang dibangun untuk akses sementara selama jembatan utama dibangun atau diperbaiki.
"Ini jembatan darurat, jembatan yang lama kan dibongkar (dibangun). Ini jembatan darurat untuk akses ke Desa Kumpulrejo. Karena arusnya deras, dan airnya tersumbat, akhirnya jebol, karena tanahnya kan baru." tutur Bambang Caroko.
Bambang Caroko menjelaskan bahwa jembatan darurat tersebut diketahui ambrol pada Jumat (21/10/2022) sekitar pukul 18.30 WIB.
"Informasi dari warga kami, tadi sore hujannya sangat deras dan ini karena jembatan darurat, sehingga tidak mampu menampung air yang besar, akhirnya ambrol." tutur Bambang Caroko.
Kondisi jembatan darurat penghubung Desa Bendo dengan Desa Kumpulrejo, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, yang ambrol. (Foto: Dok. Istimewa)
Menurutnya, sebelum ambrol jembatan tersebut pengeluaran airnya sangat kecil, karena banyak sampah berupa rumpun bambu yang hanyut, sehingga menyumbat di bawah jembatan darurat tersebut.
Akibat putusnya jembatan darurat tersebut membuat warga setempat harus putar balik hingga kurang lebih 12 kilometer untuk mencapai desa seberang.
"Kalau mau ke Kumpulrejo, Sidorejo, kalau lewat sini tidak bisa. Kalau lewat Tanjungharjo atau Kedaton, bisa. Tapi tetep jauh mas. Sekitar 12 kilometer lebih, karena memutar. Jadi kalau mau ke Kumpulrejo memutar jauh sekali, sekitar 12 kilometer," kata Bambang Caroko.
Saat ini, pihak kontraktor pembangunan jembatan utama tersebut sedang membuat jembatan darurat lagi, agar aktivitas warga kembali normal.
"Sekarang telah diperbaiki lagi. Tadi pagi telah diperbaiki terus saya tinggal," kata Kades Bendo Bambang Caroko. (red/imm)
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo