Kematian Sumadi, Pasien Ponpes Al-Asy'ari Ceweng
Keluarga Ikhlas Terima Kematian Sumadi
Senin, 28 Desember 2015 14:00 WIBOleh Linda Estiyanti
Oleh Linda Estiyanti
Kota - Kematian memang rahasia Tuhan. Tiada yang tahu kapan ajal menjemput, termasuk kepada orang yang dicintai. Seperti dialami oleh Likah (60), perempuan asal Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, yang ditinggal selamanya oleh sang suami, Sumadi (61), asal Kelurahan Bangkle, Kecamatan/Kabupaten Blora.
Suami Likah, Sumadi, diketahui meninggal dunia secara mendadak saat menjalani pengobatan di Pondok Pesantren Al Asy'ari Ceweng, Desa Sendangrejo, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro, Minggu (27/12) malam.
(baca berita: Berobat ke Ponpes, Seorang Pria Gangguan Jiwa Meninggal Dunia)
Ketika ditemui BBC, sebutan beritabojonegoro.com, Senin (28/12), di halaman Mapolres Bojonegoro, Jalan MH Thamrin, Likah masih tampak lesu. Dengan kondisi tubuh lemas dia duduk di tepi taman halaman Polres. Di sampingnya turut menemani dan menghibur, adiknya bernama Jaminah (59).
Dengan raut sedih Likah bercerita. Dia datang ke Bojonegoro semalam (Minggu, 27/12), untuk mengobatkan suaminya ke Ponpes Al-Asy'ari Ceweng asuhan KH Ahmad Choirul Anam atau biasa dipanggil Abah Choir. Namun kehendak Allah SWT, suaminya malah menghembuskan nafas terakhir.
"Maksudnya mau berobat, tapi malah jadinya meninggal," ungkap Likah dengan nada pelan. Lalu dia terdiam tidak mampu lagi berbicara. Kemudian dia menyilakan adiknya, Jaminah (59), untuk menjawab pertanyaan BBC.
"Kakak saya mengalami depresi sejak empat tahun lalu, namun fisiknya sehat. Kemarin ia masih sangat bugar dan tidak ada keluhan sakit. Bahkan kemarin Sabtu (26/12) masih mengantarkan istrinya ke pasar," tutur Jaminah, adik kandung almarhum Sumadi.
Maksudnya berobat, lanjut Jaminah, tetapi kalau garis hidupnya seperti itu mau bagaimana lagi. Keluarga hanya berusaha mencari obat untuk kesembuhannya di tempat Abah Choir. "Kita dari keluarga sudah menerima dengan ikhlas," ujar Jaminah diikuti anggukan lemah Likah, istri almarhum Sumadi.
Kematian Sumadi diduga karena sakit lemah jantung. Hal itu dikemukakan Kapolsek Dander AKP Sunarmin. "Menurut keterangan keluarga, korban memang mempunyai riwayat penyakit lemah jantung. Ini masih diotopsi," ujar AKP Sunarmin, Senin (28/12).
AKP Sunarmin menjelaskan, untuk kasus kematian mendadak ini, polisi memang tidak bisa berbuat apa-apa. Kendati demikian, proses hukum tetap harus berjalan. "Semuanya diselesaikan secara kekeluargaan, setelah hasil otopsi keluar, korban akan segera dikembalikan ke pihak keluarga untuk dimakamkan," terangnya.
Informasi dari keluarga korban, setelah proses otopsi selesai, siang ini, jenazah akan langsung dibawa pulang oleh keluarga ke Kelurahan Bangkle, Kota Blora. Selanjutnya disalati dan dimakamkan di TPU setempat. (lyn/tap)
*) Foto Mapolres bojonegoro