Lebih dari Sekadar Trofi, BPL Hadir Perkuat Fondasi Ekosistem Sepak Bola Bojonegoro
Minggu, 09 November 2025 18:00 WIBOleh Tim Redaksi
MFA Malo U17 Keluar sebagai Juara, namun Kemenangan Sejati Adalah Lahirnya Platform Pembinaan Berkelanjutan Inisiasi ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) dan Ademos.
Bojonegoro– Peluit panjang pada Minggu (09/11/2025) sore di Stadion Mini Gayam tidak hanya menandai berakhirnya pekan terakhir Bojonegoro Premier League (BPL) U-17 2025. Lebih dari itu, peluit tersebut adalah penanda dimulainya sebuah era baru; sebuah bukti bahwa kolaborasi dan visi jangka panjang telah melahirkan fondasi kokoh bagi masa depan sepak bola Bojonegoro.
MFA Malo U17 secara resmi dinobatkan sebagai Juara 1, buah dari konsistensi dan kerja keras mereka sepanjang musim. Namun, kemeriahan di podium, yang juga menghadirkan Angling Dharma U17 sebagai Juara 2 dan PSP Purwosari U17 sebagai Juara 3, menceritakan kisah yang jauh lebih dalam daripada sekadar perolehan poin.
BPL U-17 2025, yang diinisiasi oleh ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) dan diselenggarakan oleh Ademos, telah berhasil bertransformasi dari sekadar kompetisi menjadi sebuah ekosistem pembinaan yang hidup.

Para atlet sepak bola muda dalam ajang Bojonegoro Premier League (BPL) U-17 2025 berproses bersama. (Aset: Istimewa)
Di tengah riuh rendah perayaan, pesan visioner datang dari Ketua Ademos, Ahmad Shodiqurrosyad. Sosok yang karib disapa Arsyad ini menegaskan pergeseran paradigma dalam memandang sebuah kompetisi.
"BPL 2025 telah usai. Tapi ini bukan tentang siapa yang menang, atau siapa yang kalah. Ini tentang menghadirkan ekosistem," tegas Arsyad. "Kami berharap BPL akan terus berlanjut. Semakin banyak tim terlibat, semakin kuat fondasi sepak bola Bojonegoro. Ekosistem ini hidup karena kolaborasi. Terima kasih untuk seluruh tim, pelatih, suporter, perangkat pertandingan stakeholder, dan segenap penyelenggara."
Pernyataan ini adalah inti dari BPL. Ini adalah sebuah pesan konstruktif terhadap budaya turnamen yang hanya mencari pemenang sesaat. BPL hadir dengan visi adaptif: menciptakan liga berkelanjutan yang memaksa talenta muda untuk tangguh, disiplin, dan konsisten—mentalitas yang dibutuhkan untuk level profesional.
Visi ini tidak akan terwujud tanpa komitmen nyata. Public Government Affair (PGA) ExxonMobil Cepu Limited, Widya Husna, menggarisbawahi peran strategis EMCL bukan sebagai sponsor, melainkan sebagai mitra pembangunan kapasitas.
"Dukungan EMCL terhadap BPL U17 adalah cerminan komitmen kami dalam membangun kapasitas pemuda Bojonegoro melalui olahraga," ujar Husna. "Kami berharap liga ini menjadi platform berkelanjutan yang melahirkan bibit-bibit unggul sepak bola yang siap mengharumkan nama daerah di kancah yang lebih tinggi. Selamat kepada seluruh tim dan juara."
Ini adalah sebuah investasi sosial yang berdampak langsung, menciptakan harapan baru dan jalur yang jelas bagi atlet-atlet muda.
Ekosistem yang sehat pasti menghasilkan talenta terbaik. BPL U-17 2025 dengan bangga mempersembahkan penghargaan individu kepada mereka yang bersinar paling terang:
• Pemain Terbaik (Most Valuable Player): Robit Alamsyah (SSB Angling Darma)
• Pelatih Terbaik (Best Coach): Coach Odi (PSP Purwosari)
Bagi Robit Alamsyah, penghargaan ini adalah hasil dari sebuah proses. "BPL U17 telah memberi saya pengalaman berharga. Ini hasil kerja keras tim dan dukungan pelatih. Saya berharap bisa terus berkembang dan menjadi pemain sepak bola profesional," ucapnya, menyiratkan optimisme yang menular.
Sementara itu, Coach Odi mendedikasikan penghargaannya sebagai bukti kekuatan kolektif. "Penghargaan Pelatih Terbaik ini adalah apresiasi bagi seluruh ofisial dan pemain PSP Purwosari atas kedisiplinan dan semangat pantang menyerah mereka," ungkapnya.
Odi juga memvalidasi desain kompetisi ini. "Format liga BPL U17 sangat efektif untuk menguji konsistensi dan mental para pemain muda. Kami siap menyongsong kompetisi pembinaan selanjutnya dengan target yang lebih baik."
BPL U-17 2025 telah menutup lembarannya dengan sukses, namun ia telah membuka ribuan halaman baru di buku masa depan sepak bola Bojonegoro. Keberhasilan ini bukan akhir dari perjalanan, melainkan awal dari tanggung jawab yang lebih besar. Tantangan sesungguhnya adalah bagaimana semua pemangku kepentingan, mulai dari Pemerintah, Askab PSSI, KONI, pelaku industri, hingga masyarakat mampu merawat dan memperbesar ekosistem yang telah dibangun EMCL dan Ademos ini.
Fondasi telah diletakkan. Bibit telah ditanam. Kini, tugas bersama adalah memastikan tunas-tunas ini tumbuh menjulang, membawa nama Bojonegoro ke panggung yang lebih gemilang. Semangat sportivitas dan pembinaan ini harus menjadi api abadi.(red/toh)








































.md.jpg)






