Per 20 Januari, TWU Tutup Operasi Kilang Minyaknya di Desa Sumengko
Kamis, 14 Januari 2016 14:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
Gayam - PT Tri Wahana Universal (TWU) berencana menutup operasi kilang minyaknya yang berada di Desa Sumengko, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, pada 20 Januari mendatang. Penutupan kilang minyak dilakukan menyusul terbitnya peraturan baru yang mengharuskan TWU membeli minyak dengan harga di FSO Gagak Rimang. TWU keberatan dengan kebijakan baru itu karena harus pula menanggung biaya transportasinya.
Demikian disampaikan Rudy Tafinos, selaku Founder dan CEO TWU kepada Bupati Bojonegoro Drs H Suyoto Msi di rumah dinas bupati, Kamis (14/01) pagi. Turut hadir dalam pertemuan ini Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat Kusbianto, Kepala Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Sosial Adi Witjaksono, dan Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemkab Bojonegoro Hari Kristianto SSTP MSi.
"Selama ini TWU membeli minyak langsung dari mulut sumur. Kalau terus dirubah, TWU mesti membeli dengan harga di FSO dan menanggung cost transportation, ini sangat tidak logis," ungkapnya kepada bupati.
Dampak nyata dari penutupan TWU ini, sedikitnya 120 armada lokal dipastikan berhenti dan mengakibatkan 200 sopir dan kenek akan menganggur. "Investasi lokal, selain transportasi semisal jasa, juga mengalami nasib serupa," jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Rudy ingin meluruskan anggapan bahwa jika selama ini TWU menerima diskon. Dia dengan tegas membantahnya. Yang benar, selama ini TWU membeli di mulut sumur, sehingga harganya ada selilih dengan harga di FSO Gagak Rimang.
Rudy menyebutkan, selain keharusan membeli minyak seharga di FSO Gagak Rimang, ada satu lagi sebab kenapa kilang minyak ditutup. Yakni menyangkut alokasi negara yang sampai saat ini belum ada tanggapan dari pemerintah, apakah diberikan atau tidak kepada TWU. "Karena dua hal ini, maka TWU akan menutup aktivitasnya mulai 20 Januari 2016 besok," tandasnya.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Bojonegoro Suyoto, menanggapi laporan CEO TWU Rudy Tafinos, mengatakan, dengan berhentinya TWU maka Kabupaten Bojonegoro akan merugi. Kerugian antara lain tenaga kerja yang selama ini bekerja di TWU akan putus kerja. "Ini akan menambah angka pengangguran di Bojonegoro," ujarnya.
Selain itu, imbuh bupati, pengembangan SDM di Bojonegoro juga akan lambat. Demikian pula dengan perekonomian, khususnya pengusaha lokal akan mengalami nasib serupa. (ver/tap)
*) Foto kilang minyak TWU dari surabayanews.net