Warga Nguken Manfaatkan Gas Alam Peninggalan Belanda
Sabtu, 16 Januari 2016 11:00 WIBOleh Nasruli Chusna
Oleh Nasruli Chusna
Padangan – Warga Desa Nguken, Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro tidak terpengaruh dengan kenaikan harga elpiji. Sebab, mereka sudah sejak lama memanfaatkan gas alam yang ada di sekitar rumah untuk kebutuhan memasak sehari-hari.
Puluhan warga di lingkungan RT 01 RW 01 Desa Nguken, Kecamatan Padangan, memanfaatkan gas alam itu. Gas alam itu muncul di area persawahan dan di sekitar rumah. Warga mengambil gas alam itu dengan cara menyalurkannya dengan pipa atau selang dan dihubungkan ke tungku perapian.
“Ujung pipa di tungku perapian dapat mengeluarkan gas. Kemudian, kami nyalakan dan bisa dipakai untuk memasak sehari-hari. Kami sudah lama memakai gas alam ini,” ujar Ali Mukromin, 33, warga Desa Nguken.
Sumber gas alam di kampung ini sebetulnya sudah ada sejak zaman Belanda. Di sekitar lokasi munculnya gas alam itu dulunya berdiri pabrik gas Belanda. Tetapi potensi gas alam itu kemudian tidak dikembangkan lagi.
Sumber gas alam di Desa Nguken ini tidak pernah habis. Saat musim kemarau dan musim hujan sumber gas alam itu tetap ada. Hanya saja, kata Ali, saat musim hujan sumber gas alam itu sedikit mengecil.
Gas alam itu terkadang mengeluarkan bau menyengat. Saat gas alam itu dinyalakan warnanya biru kekuningan. Meski pemanfaatan gas alam itu memakai peralatan sederhana sejauh ini cukup aman dan belum pernah kejadian kebakaran.
“Dari dulu sampai sekarang belum pernah ada kejadian kebakaran. Pemakaian gas alam ini cukup aman,” ujar Ali Mukromin.
Warga lainnya yang memanfaatkan gas alam liar yang muncul di sekitar rumah ini yakni Pasiah, Suyati, dan Tri Wulandari. Mereka juga mengambil gas alam itu dari bekas sumur di sekitar rumah lalu disalurkan dengan pipa. Pipa itu kemudian tersambung sampai di dapur dan di tungku perapian. Untuk mengatur besar kecilnya api juga dibuat kran mirip seperti pemakaian kran air PDAM.
“Dari dulu kami menggunakan gas alam ini untuk memasak sehari-hari. Gas alam ini bisa terus dipakai dan seolah tidak pernah habis,” ujar Pasiah, warga Desa Nguken.
Pasiah mengaku bersyukur dia dan warga lainnya bisa memanfaatkan gas alam itu untuk kebutuhan masak sehari-hari. Sebab, warga lainnya yang memakai elpiji harus mengeluarkan uang tidak sedikit untuk membeli bahan bakar gas tersebut.
Potensi sumber gas alam di Desa Nguken ini pernah diteliti oleh peneliti dari beberapa perguruan tinggi dari Bandung dan Jakarta. Namun, berdasarkan penelitian itu diduga potensi gas alam di Desa Nguken kecil dan tersebar di beberapa titik. (rul/kik)