Bau Gas Akibat Proses Water Inject Tidak Berbahaya
Senin, 18 Januari 2016 20:00 WIBOleh Nasruli Chusna
Oleh Nasruli Chusna
Kota - Operator minyak dan gas bumi (migas) Lapangan Sukowati, Blok Tuban, Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java (JOB PPEJ) sedang mengupayakan peningkatan produksi dengan melakukan perawatan sumur-sumur secara maksimal. Salah satunya dengan proses water inject.
Field Admin Superintendent (FAS) JOB PPEJ Akbar Pradimah, mengungkapkan, memang ada bau gas yang keluar dari proses water inject tersebut. Namun pihaknya memastikan bahwa gas yang keluar itu tidak termasuk berbahaya. "Gas yang keluar itu bukan gas beracun," ujarnya, Senin (18/01).
Water inject sendiri dilakukan pihak operator untuk meningkatkan jumlah produksi. Sebab, kata Akbar, beberapa sumur yang ada di Pad A, Lapangan Sukowati itu lebih banyak kandungan airnya dari pada kandungan minyak. "Water inject ini pemisahan air dengan minyak. Airnya disalurkan ke sumur lain," katanya.
Data tahun 2014 total 68 sumur yang dioperatori JOB PPEJ saat ini ada 36 sumur yang masih berproduksi. Kendala yang terjadi itu di antaranya karena naiknya kadar air yang ikut dalam proses pengeboran. Dari target produksi sebesar 27.000 barel perhari (bph) hanya tercapai 23.500 bph.
Sehingga dengan proses water inject ini diharapkan bisa menaikkan kembali jumlah produksi. Saat ini, lanjut Akbar, jumlah produksi di lapangan Mudi, hanya 1.380 bph. Sedangkan di Lapangan Sukowati sebesar 14.562 bph.
Namun karena warga sekitar lokasi Pad A merasa mencium bau gas sehingga proses water inject greatnya diturunkan kembali. "Sekarang dalam kondisi normal. Greatnya sudah kita turunkani," jelasnya.
Selain itu, Akbar menjelaskan, beberapa tim medis dari JOB PPEJ juga diterjunkan di daerah sekitar pengeboran. Sebelumnya warga mengeluhkan pusing dan mual-mual karena mencium bau tidak sedap. Seperti Warga Desa Ngampel. Mereka yang merasa mual dan pusing langsung mendapat penanganan medis. (rul/tap)