Sumur Pad A Sukowati Blok Tuban
Flare Dinyalakan Lagi, Warga Desa Ngampel Protes
Senin, 25 Januari 2016 22:00 WIBOleh Piping Dian Permadi
Oleh Piping Dian Permadi
Kapas - Sedikitnya 40 warga RT 001 RW 001 Desa Ngampel, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Senin (25/01) malam, memblokade pintu gerbang Pad A Lapangan Migas Sukowati, Desa Campurejo, Kecamatan Bojonegoro.
Warga menuntut agar operator Blok Migas Tuban, Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB P-PEJ), menghentikan proses pembakaran gas suar (flaring). Sebab sampai saat ini pihak JOB P-PEJ belum memberikan konpensasi kepada warga terkait dampak flaring itu.
Menurut informasi di lapangan, aksi protes warga Ngampel itu dipicu dengan dinyalakannya lagi pembakaran gas H2S, setelah beberapa hari dimatikan. Terhitung sejak adanya warga yang mengalami mual, muntah, dan sakit pada pekan lalu.
Rombongan warga datang secara bergelombang. Sejak usai maghrib, sekitar pukul 18.40 WIB, sudah ada tanda-tanda warga hendak unjuk rasa. Mereka berjalan sendiri-sendiri langsung mendatangi dan berkumpul dengan warga lainnya di depan pintu gerbang Pad A. Kedatangan warga terus mengalir.
Melihat kedatangan puluhan warga, petugas security sumur Pad A kelabakan. Beberapa petugas security terlihat menemui warga di depan pintu gerbang. Mereka sempat terlibat pembicaraan serius. Warga meminta pihak security segera menghubungi pihak manajemen JOB P-PEJ.
Tak lama berselang sejumlah petugas kepolisian dari Polsek Kapas dan Polsek Kota mulai mendatangi lokasi unjuk rasa. Polisi turut mengamankan jalannya aksi warga Desa Ngampel. Sekitar pukul 19.20 WIB, Nur Hasyim, perwakilan dari JOB P-PEJ datang di lokasi dan menemui warga yang sedang panas.
Kedatangan Nur Hasyim langsung diberondong nada protes warga. Mereka tetap meminta dipertemukan dengan pimpinan manajemen JOB P-PEJ untuk menuntaskan pembahasan kompensasi dampak flaring.
Mendapat desakan itu, Nur Hasyim, hanya meminta kepada warga RT 001 RW 001 Desa Ngampel, untuk tetap bersabar. Dia mengaku sudah menyampaikan permintaan pertemuan warga kepada pimpinan. Hanya saja pimpinan JOB P-PEJ belum bisa ditemui.
"Tadi saya sudah telepon pimpinan, tapi belum bisa datang ke sini. Besok akan kami rapatkan dulu masalah ini sama pimpinan. Dan, flare juga sudah dimatikan sekitar pukul 19.00 WIB tadi," kata Nur Hasyim kepada warga.
Suntoko, selaku Ketua RT 001 RW 001 Desa Ngampel, menegaskan, sejauh ini pihak warga hanya meminta pembakaran gas suar jangan dinyalakan dulu. Sampai semua kompensasi yang dituntut warga dipenuhi oleh pihak JOB P-PEJ. "Sebelum dipenuhi, kami mohon flare jangan dinyalakan. Ini untuk kebaikan bersama," ujarnya.
Kapolsek Kota dan Kapolsek Kapas tampak juga mendampingi warga Desa Ngampel yang sedang melakukan pembicaraan dengan Nur Hasyim. Setelah diberi penjelasan Nur Hasyim sekitar pukul 20.40 WIB, warga mulai meninggalkan Pad A. Namun sebelum kembali ke rumah masing-masing, mereka kembali sepakat besok pagi, Selasa (26/01), akan menggelar aksi lagi sampai manajemen JOB P-PEJ memenuhi semua kompensasi kepada warga. (pin/tap)