Diduga Kesetrum, Seorang Kakek Ditemukan Tergeletak Tanpa Nyawa
Minggu, 31 Januari 2016 19:00 WIBOleh Linda Estiyanti
Oleh Linda Estiyanti
Purwosari-Seorang warga RT 13 RW 03, Desa Kuniran, Kecamatan Purwosari, Sahid (70), ditemukan tergeletak tak bernyawa di dapur rumahnya, siang hari ini, Minggu (31/01). Diduga Sahid kesetrum alias tersengat listrik dari pompa air yang tengah diperbaikinya.
Kejadian itu diketahui oleh sang anak, Jariyanto dan istrinya, Ernawati, yang sudah berumah tangga sendiri dan menjadi warga Desa Suciharjo, Parengan Tuban, saat tengah berkunjung, sekira pukul 12.30 WIB hari ini, Minggu (31/01). Sementara anggota keluarga lainnya, seperti istri korban, Paijah (60), dan anaknya Siti Mulyani serta suaminya Dasiran, sedang berada di sawah.
Mendapati rumah orang tuanya dalam kondisi sepi saat datang, Jariyanto mencari ke seluruh ruangan. Saat ke dapur, Jariyanto kaget melihat ayahnya tergeletak di samping pompa air. Jariyanto segera mendekati tubuh ayahnya tetapi ternyata sudah dalam kondisi tidak bernafas. Mendapati itu, Jariyanto segera memberi kabar kepada para tetangga dan kepala desa yang langsung diteruskan ke polisi.
Menerima laporan kejadian tersebut, polisi segera datang di lokasi dan melakukan pemeriksaan.
Kapolsek Purwosari AKP Teguh Susilo Priyono memberikan keterangan kepada beritabojonegoro.com (BBC), korban meninggal diduga karena tersengat listrik. “Berdasar keterangan anak korban Jariyanto, saat ditemukan, korban dalam kondisi tergeletak tak bernyawa di samping pompa air. Nampaknya korban sedang memperbaiki pompa air dan tersengat listrik bertegangan 220 volt/ 450 watt,” terang AKP Teguh.
Dugaan kuat bahwa korban meninggal karena tersengat listrik adalah dilihat dari tempat korban ditemukan yang berdekatan dengan pompa air, serta adanya bekas luka di jari tangannya. “Jari tangan kiri pada jempol, telunjuk dan jari tengah, terdapat luka hitam kebiru-biruan. Korban juga mengeluarkan sperma, mengeluarkan kotoran,” terang AKP Teguh.
Dari hasil pemeriksaan luar oleh tim medis Puskesmas Purwosari, tidak ada tanda–tanda kekerasan dalam tubuh korban. “Ahli waris korban meminta tidak dilakukan otopsi yang dibuktikan dengan surat pernyataan bermaterai disaksikan kepala desa Kuniran,” tambah AKP Teguh.(lyn/moha)