Buntut Kebocoran Gas H2S
BLH: Izin AMDAL Sumur Pad A Sukowati Harus Dikaji Ulang
Jumat, 05 Februari 2016 15:00 WIBOleh Piping Dian Permadi
Oleh Piping Dian Permadi
Kota - Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bojonegoro segera menyampaikan rekomendasi kepada Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) untuk mengkaji ulang izin AMDAL di lapangan pengeboran minyak dan gas bumi Pad A Sukowati oleh Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java (JOB PPEJ).
Rekomendasi kaji ulang izin AMDAL itu mengacu pada 3 kali kejadian warga sekitar terpapar gas Hydrogen Sulfide (H2S) sejak akhir Desember sampai awal Februari. Paparan gas H2S itu mengakibatkan ratusan warga sekitar sumur mengalami pusing, sesak, mual dan muntah. Bahkan pingsan dan dilarikan ke rumah sakit.
Hal itu disampaikan Sekretaris BLH Kabupaten Bojonegoro Agus Haryana saat ditemui beritabojonegoro.com (BBC) di kantornya, Kamis (04/02) kemarin. "Sudah 3 kali kejadian selama 1 bulan ini dan terdapat korban warga setempat. Artinya harus ada yang dikaji lagi mengenai AMDAL di area pengeboran tersebut," tegasnya.
Sebelumnya, pada kejadian paparan gas H2S yang membawa korban puluhan warga Desa Sambiroto, Kecamatan Kapas, Senin 1 Februari lalu, tim investigasi BLH Kabupaten Bojonegoro dengan menggunakan alat tester udara, menemukan kandungan H2S sebesar 1 ppm (part of gas per million parts of air) di udara.
Gas H2S dalam kadar kecil (sekitar 1 ppm hingga 5 ppm) dapat dikenali dari baunya yang seperti telur busuk. Meskipun sebagian orang dapat mentolerirnya. Jika konsentrasinya naik, maka akan terasa makin memualkan.
"Hasil temuan tim BLH itu telah dilaporkan kepada pemerintah daerah dan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). Tentunya kami berharap setelah permasalahan ini diketahui pihak KLH maupun pemerintah daerah, mereka bisa memberikan kebijakan agar tidak ada pihak yang dirugikan, baik perusahaan maupun warga masyarakat," jelas Agus.
Terkait kejadian tiga kali kebocoran gas H2S tersebut, pihak BLH juga sudah memberikan peringatan kepada JOB PPEJ untuk segera memperbaiki sistem safety yang ada. Tujuannya agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
"Kami sudah himbau kepada JOB PPEJ untuk memasang warning system kalau ada lompatan gas H2S. Meskipun hanya 1 ppm harusnya juga bisa terdeteksi," lanjutnya.
Agus menambahkan, menurut pihaknya aktivitas pengeboran migas lapangan Sukowati tersebut dekat dengan pemukiman. "Karena itu jika ada kegiatan yang memiliki dampak bahaya terhadap warga sekitar, harusnya disosialisaikan terlebih dahulu," pesannya. (pin/tap)