Harga Minyak Anjlok, Proyek J-TB Terancam Molor
Rabu, 17 Februari 2016 15:00 WIBOleh Nasruli Chusna
Oleh Nasruli Chusna
Gayam - Anjloknya harga minyak dunia dari USD 150 hingga USD 30 perbarel, turut berdampak pada berbagai sektor bidang usaha Minyak Bumi dan Gas (Migas) di Indonesia. Salah satu dampaknya adalah
molornya eksplorasi dan pengeboran di berbagai daerah. Selain itu juga terjadi pengurangan karyawan di berbagai tempat.
"Memang benar ada efisiensi anggaran, contoh paling sederhana misalnya untuk transportasi yang mulanya dengan pesawat, sekarang pakai kereta," terang Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa, Ali Masyhar, Selasa (16/02) di Lapangan Banyuurip, Kecamatan Gayam.
Ali menambahkan kemungkinan molornya proyek gas Jambaran-Tiung Biru (J-TB) lantaran turunnya harga minyak dunia memang ada. Namun dia berharap agar hal itu jangan sampai terjadi. Menurutnya semua pihak terkait sudah melakukan upaya terbaik demi kelancaran proyek gas di kota ledre itu.
Mengenai pemenang tender yang akan mengerjakan berbagai fasilitas, lanjut dia, masih tergantung kebutuhan yang ada. Seperti diberitakan sebelumnya bahwa untuk pengerjaan Enginering Procurement and Construction (EPC) akan dikerjakan oleh salah satu BUMN, PT Pembangunan Perumanan (PP).
Pantauan di lapangan kali ini pekerjaan-pekerjaan kecil sudah dilakukan oleh perusahaan berplat merah itu. Diantaranya adalah pengukuran-pengukuran lahan di berbagai tempat, salah satunya di Kalisumber, Kecamatan Ngasem.
Sementara menurut Sekcam Purwosari, Budi Sukisna, pekerjaan yang lebih besar akan dilakukan pada bulan April nanti. Dan dari pekerkaan itu akan dibutuhkan sekitar 300 tenaga kerja. Dia berharap semoga tenaga kerja lokal juga dapat terlibat. Sehingga masyarakat terdekat dapat merasakan manfaat dari proyek gas J-TB itu.
"Paling tidak tenaga-tenaga kasar, sebisa mungkin melibatkan tenaga lokal. Karena itu sesuai dengan amanat Pemkab kita, atau sering dikenal dengan Perda Konten Lokal," pungkas Budi Sukisna. (rul/moha)