Proyek Gas Jambaran Tiung Biru Dikerjakan Bertahap
Jumat, 19 Februari 2016 08:00 WIBOleh Nasruli Chusna
Oleh Nasruli Chusna
Purwosari – Turunnya harga minyak mentah dunia tidak memengaruhi jalannya proyek pengembangan lapangan gas bumi Jambaran Tiung Biru (JTB) di Kecamatan Ngasem, Tambakrejo, dan Purwosari, Kabupaten Bojonegoro. Saat ini sedang dilakukan pengerjaan awal proyek gas JTB tersebut dan pengerjaan konstruksi akan dimulai pertengahan tahun 2016.
“Iya memang harga minyak sedang turun, sedang lesu. Tetapi, proyek gas Jambaran Tiung Biru itu tidak ada penundaan,” ujar Kepala Satuan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, Ali Mashar, saat berada di Bojonegoro.
Ia menuturkan, proyek gas Jambaran-Tiung Biru itu dikerjakan secara bertahap. Pada saat pengerjaan awal ini, kata Ali Mashar, membutuhkan tenaga kerja sekitar 300 orang. Kemudian, pada saat pengerjaan konstruksi sipil seperti membangun jalan, jembatan, dan fasilitas lainnya nanti juga akan membutuhkan tenaga kerja sesuai keperluan.
“Iya nanti akan ada banyak kegiatan. Tetapi tidak dilakukan secara sekaligus melainkan secara bertahap,” ujarnya.
Sementara itu menurut Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Purwosari, Budi Sukisna, proyek gas Jambaran Tiung Biru itu memakai lahan di lima desa di wilayah Kecamatan Purwosari, Ngasem, dan Tambakrejo.
“Proses pembebasan lahan sudah dilakukan. Terakhir pembebasan lahan dilakukan di Desa Kaliombo dan Pelem, Kecamatan Purwosari,” terangnya.
Budi Sukisna mengatakan, pada tahap awal pengerjaan proyek gas Jambaran Tiung Biru ini membutuhkan tenaga kerja sebanyak 300 orang. Mereka membersihkan lahan yang akan ditempati proyek gas Jambaran Tiung Biru.
Selain itu, Budi Sukisna juga mengingatkan kepada pamong desa agar tidak menjadi makelar tenaga kerja dalam proyek gas Jambaran Tiung Biru. Nantinya perekrutan tenaga kerja dalam proyek gas Jambaran Tiung Biru juga akan diatur dalam peraturan bupati.
“Jangan sampai ada perangkat desa yang jadi makelar tenaga kerja. Kalau ditemukan dan terbukti, akan diberi sanksi tegas,” ungkapnya.
Proyek gas JTB ini dikelola oleh Pertamina Eksplorasi dan Produksi (EP) Cepu dan ExxonMobil Cepu Limited (EMCL). Lahan yang diperlukan untuk proyek gas JTB ini sekitar 143 hektare. Perinciannya sekitar 100 hektare untuk jalur pipa dan tapak sumur. Sedangkan selebihnya dipakai untuk prasarana lain.
Lapangan JTB ditargetkan mulai produksi sebesar 227 juta kaki kubik gas bumi per hari pada kuartal pertama 2019 dan mencapai puncak produksi sebesar 315 MMSCFD pada 2020. Sedangkan, cadangan gas bumi lapangan JTB diperkirakan mencapai 12 juta kaki kubik. (rul/kik)
foto lapangan migas tiung biru