Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik 2016
Bupati Paparkan Konsep Bersahabat dengan Sampah yang Membawa Berkah
Selasa, 01 Maret 2016 14:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
Jakarta - Bupati Bojonegoro Drs Suyoto MSi hari ini menerangkan bagaimana kabupaten yang dipimpinnya melakukan pengelolaan sampah pada acara Presentasi dan Wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2016 di Kantor Kementerian PAN, Jakarta, Selasa (01/03).
Sesuai surat dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Nomor: Und/214/D.IV.PAN/02/2016 tanggal 25 Februari 2016, Kabupaten Bojonegoro dinyatakan lolos masuk tahapan Presentasi dan Wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2016. Ajang kompetisi ini diikuti oleh seluruh kabupaten/kota seluruh Indonesia.
Baca berita: Bojonegoro Masuk Tahap Presentasi Ajang Inovasi Pelayanan Publik Tingkat Nasional
Usai presentasi di hadapan Dewan Juri Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik, Kang Yoto, sapaan akrab Bupati Bojonegoro, masih sempat mengirim pesan lewat media sosial WhatsApp. Pesan tersebut juga dikirimkan kepada beritabojoegoro.com (BBC). Dalam pesan WA-nya, Kang Yoto menyampaikan bahwa hari ini telah mempresentasikan pengelolaan sampah di lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Banjarsari, Kecamatan Trucuk. Tema yang diusung adalah 'Bersahabat dengan Sampah yang Membawa Berkah'.
Selanjutnya Kang Yoto menulis, seperti diketahui sampah selama ini dianggap sebagai musuh yang dapat mengakibatkan biaya besar. Mulai dari bagaimana pengelolaannya, butuh lahan luas untuk membuangnya, sumber penyakit, hingga pemicu munculnya konflik sosial. "Demikian pula yang terjadi di Bojonegoro, sebelum tahun 2013," tulisnya.
Kang Yoto melanjutkan, kondisi demikian itu tidak bisa dibiarkan terus-menerus. Pemerintah Kabupaten Bojonegoro mulai berpikir keras, bagaimana mengelola sampah yang tepat guna dan tepat hasil. "Bahkan untuk membuka mata para pejabat pemerintahan, Kami pernah menggelar pelantikan pejabat di lokasi TPA Banjarsari," tambahnya.
Memasuki tahun 2013, Kabupaten Bojonegoro mulai mengelola sampah dengan Sanitary Landfill yang melibatkan teknologi di TPA Banjarsari. Hasilnya sampah memproduksi gas methane yang bisa digunakan untuk memasak warga sekitar. "Selain itu juga menghasilkan solar dari limbah sampah plastik," jelas Kang Yoto.
Pengelolaan sampah juga memberdayakan banyak orang sebagai pemulung, pemberdayaan bank sampah, dan menghasilkan kompos. Bahkan akhir-akhir ini, pusat pengelolaan sampah Bojonegoro di TPA Banjarsari dijadikan sarana edukasi bagi masyarakat, khususnya generasi muda dan pelajar di Kabupaten Bojonegoro. Tak jarang daerah lain juga melakukan studi banding dan mereplikasinya di sejumlah tempat.
"Kita bisa belajar, ternyata mengelola sampah bukan hanya urusan teknologi, tetapi juga soal cara mengelola, dengan siapa, serta bagaimana mengajarkan kepada publik dan generasi muda," pesannya. (ver/tap)
*) Foto Bupati Suyoto saat presentasi di hadapan dewan juri kompetisi inovasi pelayanan publik di Jakarta