Wisata Sejarah Sumur Minyak Tua Kedewan Segera Terealisasi
Jumat, 18 Maret 2016 09:00 WIBOleh Mulyanto
Oleh Mulyanto
Kedewan - Pemilik Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) sumur tua, Pertamina EP Asset IV Field Cepu terus melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur, untuk mengembangkan wisata sumur tua di Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro.
Kepala Bidang Pengembangan dan Pelestarian Cagar Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bojonegoro Suyanto, mengatakan, berbagai pihak yang berkaitan dengan pengelolaan sumur minyak tua Wonocolo Kedewan telah melakukan pertemuan untuk mengembangkan kawasan wisata tersebut. Masing-masing pihak memiliki tugas dan fungsi masing-masing untuk pengelolaan wisata sumur tua tersebut.
"Disbudpar sendiri tengah menyiapkan regulasi dengan KPH Perhutani Jawa Tengah," ujarnya.
Selain itu, bersama pihak Kecamatan Kedewan juga akan membentuk kelompok sadar wisata yang di dalamnya melibatkan masyarakat maupun penambang.
"Kecamatan juga tengah mempersiapkan pembuatan gapura selamat datang untuk mengawali rencana pengembangan wisata di lapangan sumur tua oleh Pertamina EP Asset IV," tandasnya.
Pengembangan lapangan sumur minyak tua nantiya akan dilakukan Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, bekerja sama dengan Universitas Pembangunan Nasional Veteran (UPNV) Yogyakarta.
Pemkab Bojonegoro mendukung sepenuhnya kawasan setempat dijadikan sebuah objek wisata karena akan meningkatkan pendapatan warga sekitar.
Sementara itu, Bupati Bojonegoro Suyoto, mengaku jika lokasi minyak sumur tua itu cukup bersejarah. Sebab, sejak jaman penjajahan Belanda dahulu sumur itu sudah berproduksi. Per sumurnya memiliki kedalaman antara 1000 sampai 1.500 meter dan memiliki casing yang beraneka ragam.
Setelah Belanda kalah perang, kemudian lokasi itu ditinggalkan begitu saja, sehingga secara turun temurun warga Indonesia khususnya Bojonegoro memanfaatkan kembali untuk diambil minyaknya.
"Objek wisata ini memiliki beberapa kelebihan di antaranya warisan geologinya, nantinya bisa jadi taman geologi. Karena lokasi ini cukup bersejarah," ujar Suyoto.
Saat ini, kata dia, sudah mulai dilakukan proses studi serta penelitian di sekitar lokasi. Rencanya pengerjaan objek wisata itu akan dilakukan pada tahun ini. "Kita akan kembangkan objek wisata sumur tua ini agar membawa dampak yang berkelanjutan," jelasnya.
Seperti diketahui, di lokasi sumur minyak tua itu terdapat ratusan titik sumur yang memiliki kandungan minyak mentah cukup besar di dalamnya. Pengambilan minyak itu dilakukan secara tradisional oleh warga sekitar.
Sumur minyak tua itu juga diceritakan oleh Pramoedya Ananta Toer dalam bukunya Arus Balik. Ia menggambarkan ketika pasukan Wiranggaleng memukul mundur pasukan Portugis yang hendak masuk ke Kadipaten Tuban, ia memerintahkan anak buahnya mengambil lantung dari daerah Kedewan. Lantung atau minyak mentah itu lalu dipakai untuk membuat bola-bola api yang dilemparkan ke pasukan musuh. (mol/kik)