PT TWU Bantah Terima Harga Diskon dari Mulut Sumur EPF
Rabu, 30 Maret 2016 09:00 WIBOleh Nasruli Chusna
Oleh Nasruli Chusna
Kota - PT Tri Wahana Universal (TWU) memenuhi undangan Komisi B DPRD Bojonegoro, Selasa (29/03) kemarin. Rombongan PT TWU berjumlah 4 orang ketika datang di ruang Komisi B. Rombongan PT TWU dipimpin langsung oleh CEO PT TWU, Rudy Tavinoz. Pada kesempatan itu dia memaparkan beberapa hal yang terkait dengan kilang mini, termasuk jumlah dan peluangnya jika didirikan di Bojonegoro. Disampaikan juga jumlah pajak PT TWU yang pada tahun 2015 yang berjumlah 190 miliar. Hanya saja jumlah itu semuanya lari ke Jakarta, bukan ke Bojonegoro.
Anggota Komisi B yang memimpin jalannya rapat adalah Wakil Ketua Komisi B, Ali Mahmudi, didampingi Sekretaris Komisi B, Lasuri. Pada kesempatan itu Ali Mahmudi menanyakan tentang operasional PT TWU yang efektif dihentikan sejak 20 Januari lalu.
“Apa benar informasi yang kami terima dari berbagai media, TWU tidak bisa beroperasi karena tidak ada pasokan minyak?” tanya politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
Menanggapi hal itu CEO PT TWU, Rudy Tavinoz, menjelaskan bahwa itu semua tidak benar. Dia menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya agar tetap mendapatkan pasokan minyak. Terutama pasokan minyak yang berasal dari mulut sumur Early Production Facility, Lapangan Migas Banyuurip, yang dioperatori oleh Exxonmobil Cepu Limited (EMCL). Sebelumnya mereka memang dilarang mengambil minyak dari mulut sumur. Melainkan harus mengambil dari FSO Gagak Rimang.
“Adapun saat ini izin telah kembali diberikan. Tetapi yang belum deal saat ini adalah soal harga,” papar Rudy menjelaskan.
Pada kesempatan itu Rudy juga membantah jika selama ini mereka menerima minyak dengan harga diskon. Menurutnya selama ini mereka sudah membeli dengan harga normal dan sewajarnya. Dia juga menambahkan, saat ini dia masih menunggu kejelasan harga dari pihak terkait. (rul/kik)