Harga Bawang Merah Tidak Stabil, Pengepul Khawatir
Senin, 11 April 2016 12:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
Sumberrejo - Harga bawang merah kembali naik. Kenaikan ini tentunya membuat para pengepul untung. Namun, karena harga bawang merah belum stabil, kenaikan itu malah membuat para pengepul khawatir.
Seperti yang diungkapkan oleh Suwito (30), seorang pengepul bawang merah di Kecamatan Sumberrejo. Ketika ditemui beritabojonegoro.com di rumahnya, Minggu (10/04) kemarin, dia mengatakan, harga bawang merah saat ini tidak stabil. Naiknya harga tidak bisa berlangsung lama. Kondisi demikian menyulitkan dirinya, sebagai pengepul, untuk kulakan dalam jumlah besar.
"Untuk saat ini saya mendapatkan harga Rp 30.000 per kilogram. Namun, karena harga belum stabil, saya tidak berani ambil banyak. Takut harga turun dan nanti merugi," ujar Suwito di sela-sela menunggui beberapa pekerja perempuannya membersihkan bawang merah dari batangnya.
Suwito mengaku, mendapatkan bawang merah dari petani di wilayah Kecamatan Kedungadem. Dia hanya mengambil bawang merah saja. Dalam sehari, dia bisa mendapatkan 2 ton bawang merah, namun juga tergantung luas sawahnya. Usaha itu sudah digelutinya hampir dua tahun.
"Dari sawah menuju pasar, bawang merah terlebih dulu dijemur dan dibersihkan dari daun, batang, dan akarnya. Bawang merah juga mengalami penyusutan. Dalam satu kuintal, akan menyusut sebanyak 2 kilogram," jelasnya.
Biasanya Suwito mengirimkan bawang merah miliknya ke Pasar Sumberrejo. Dalam membersihkan bawang merah agar siap dipasarkan, dia mempekerjakan beberapa tetangga perempuan. Ada sekitar 15 orang yang setiap harinya membersihkan bawang merah dari daun dan akarnya.
"Satu orang pekerja diberi upah Rp 400 per kilogram. Rata-rata per hari, satu orang mampu membersihkan 1 kuintal bawang merah. Siapa saja boleh ikut bekerja di sini, tetapi kebanyakan adalah ibu-ibu atau mbah-mbah yang mau," ungkapnya. (ver/tap)
*) Foto ibu-ibu sedang membersihkan bawang merah dari daunnya