Pemkab akan Simpan Dana Cadangan Migas Rp 100 Miliar
Senin, 25 April 2016 09:00 WIBOleh Hariyanto
Oleh Hariyanto
Kota - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro akan menyimpan dana cadangan minyak dan gas bumi (migas) mulai tahun 2016 ini sebesar Rp100 miliar. Dana cadangan migas itu dipergunakan untuk kebutuhan generasi Bojonegoro di masa mendatang.
Dana cadangan migas atau yang disebut pula dana abadi migas itu sudah lama digodok. Namun, mulai tahun ini bisa direalisasikan. “Nanti dana cadangan migas tidak bisa diambil seenaknya. Tetapi, dana cadangan migas itu disimpan untuk kebutuhan generasi Bojonegoro pada masa mendatang,” ujar Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kabupaten Bojonegoro, Agus Supriyanto, Senin (25/04).
Menurutnya, dana cadangan migas itu akan diatur dalam peraturan daerah (Perda) Bojonegoro. Saat ini, kata dia, rancangan perda itu sedang digodok dan ditargetkan selesai pada tahun ini. Kemudian, kata dia, pada tahap awal dana cadangan migas yang disimpan sebesar Rp100 miliar dan selanjutnya secara bertahap akan bertambah.
Menurut Agus, di Bojonegoro terdapat empat blok minyak dan gas bumi yaitu lapangan Banyu Urip Blok Cepu yang dikelola oleh ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), lapangan Sukowati yang dikelola oleh Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB PPEJ), lapangan sumur tua Wonocolo yang dikelola oleh Pertamina EP Asset IV Cepu, dan lapangan Tiung Biru yang dikelola oleh Pertamina EP Asset IV Cepu. Selain itu, lapangan gas bumi Jambaran Tiung Biru yang masih tahap eksplorasi yang dikembangkan oleh Pertamina EP Cepu.
Cadangan migas lapangan Banyu Urip Blok Cepu diperkirakan mencapai 450 juta barel. Saat ini puncak produksi lapangan migas Banyu Urip Blok Cepu telah tercapai yaitu 165-170 ribu barel per hari. Produksi minyak di Bojonegoro ini menyumbang 20 persen produksi minyak nasional.
Sedangkan, cadangan gas bumi lapangan Jambaran Tiung Biru mencapai 12 juta kaki kubik. Lapangan JTB ditargetkan mulai produksi sebesar 227 kaki kubik gas bumi per hari pada kuartal pertama 2019 dan mencapai puncak produksi sebesar 315 MMSCFD pada 2020.
Namun, kata Agus, cadangan minyak dan gas bumi di Bojonegoro ini suatu saat akan habis. Oleh karena itu, kata dia, perlu ada dana cadangan migas yang diperuntukkan bagi generasi di masa mendatang. “Nantinya dana cadangan migas ini digunakan untuk pengembangan sumber daya manusia di Bojonegoro agar bisa bersaing dan produktif,” ujarnya.
Sementara itu menurut Direktur Bojonegoro Institut, AW Syaiful Huda, dana cadangan migas atau dana abadi migas itu harus dikelola dengan baik agar bermanfaat bagi generasi Bojonegoro di masa mendatang.
“Kami mengawal pengelolaan dana cadangan migas ini,” ujarnya.
Ia mengatakan, sumber daya migas di Bojonegoro ini memang melimpah. Namun, kata dia, seperti daerah yang kaya akan migas seperti di daerah lain di Indonesia kenyataannya tidak mampu mendorong masyarakat sekitarnya sejahtera.
“Saat ini pendapatan Bojonegoro dari sektor migas cukup besar. Kemampuan APBD Bojonegoro juga melejit saat ini posisinya berada di peringkat kelima di Jawa Timur. Akan tetapi, kondisi kemiskinan Bojonegoro juga cukup tinggi yaitu berada di peringkat kesembilan di Jawa Timur,” ujarnya. (har/kik)