Asap Tebal Muncul dari Cerobong Pembakaran Gas Blok Cepu
Jumat, 10 Juni 2016 19:00 WIBOleh Nasruli Chusna
Oleh Nasruli Chusna
Gayam – Asap tebal muncul dari lokasi pembakaran gas suar tapak sumur B lapangan minyak dan gas bumi (migas) Banyu Urip, Blok Cepu, di Desa Mojodelik, Kecamatan Gayam, Jum'at (10/06).
Asap tebal diiringi nyala api yang cukup besar itu terjadi pukul 13.30 WIB. Namun, nyala api dan asap tebal dari cerobong pembakaran gas suar itu hanya berlangsung sekitar lima menit. Kendati demikian, munculnya asap hitam pekat beberapa saat itu sempat membuat warga sekitar lokasi pengeboran panik. Warga juga sempat memotret munculnya asap tebal itu memakai kamera handphone lalu mengunggahnya di facebook dan whatsapp. Dan mengira ada pipa gas yang bocor.
Munculnya asap pekat tebal dari lokasi pengeboran minyak Blok Cepu itu kemudian jadi perbincangan hangat. “Iya tadi memang sempat ada muncul asap hitam pekat dari cerobong pembakaran gas suar di lokasi Blok Cepu itu. Tetapi, kejadiannya hanya berlangsung singkat,” ujar Suwito Utomo (28) warga Desa Begadon, Kecamatan Gayam.
Menurutnya, banyak teman-temannya kemudian memasang gambar asap tebal yang muncul dari cerobong pembakaran gas itu di facebook dan whatsapp. Namun, setelah selesai nyala api dan asap dari cerobong pembakaran itu kembali normal seperti biasa.
Sementara itu menurut External Relation Manager Exxon Mobil Cepu Limited (EMCL), Dave A Seta, selaku pengelola lapangan migas Banyu Urip Blok Cepu, mengungkapkan, asap tebal dari cerobong pembakaran gas suar itu muncul karena sedang ada kegiatan ujicoba injeksi gas.
“Ke depan memang harus ada injeksi gas supaya volume pembakaran gas suar (flare) mengecil,” ujarnya.
Menurutnya, munculnya asap tebal itu tidak menimbulkan bau menyengat. Ujicoba injeksi gas ini, kata dia, bagian terakhir dari serangkaian ujicoba proses produksi. Kegiatan ini dimulai sejak awal Desember tahun 2015.
“Pembakaran gas suar itu diperlukan sebagai api jaga untuk membakar habis gas yang mungkin berbahaya bagi lingkungan. Oleh sebab itu, api flare harus menyala terus walau kecil,” ujarnya.
Menurutnya, sebelumnya nyala api flare besar karena proses injeksi belum jadi. Proses injeksi ini memasukkan gas yang sebelumnya dibakar sehingga kegiatan operasi lebih aman bagi masyarakat.
“Nah, sistem injeksi ini sedang diujicobakan supaya tidak perlu flare yang besar lagi,” terangnya.
Ia juga menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat di sekitar lokasi pengeboran minyak apabila munculnya asap tebal itu sempat membuat warga panik. Namun, kata dia, kegiatan injeksi gas ini cukup aman.
Menurutnya, saat ini produksi minyak mentah dari lapangan Banyu Urip Blok Cepu mencapai 185 ribu barel per hari. Produksi minyak mentah itu disimpan di fasilitas pengolahan pusat di lapangan Banyu Urip Blok Cepu lalu dialirkan melalui pipa darat dan pipa bawah laut dari Bojonegoro ke Tuban. Selanjutnya, minyak mentah disimpan kapal tangker terapung dan dijual ke pasar internasional. (rul/moha)