Perajin Souvenir Batokan Kesulitan Bahan Baku
Kamis, 30 Juni 2016 07:00 WIBOleh Heriyanto
Oleh Heriyanto
Kasiman – Penjualan produk kerajinan souvenir di Dusun Bandar, Desa Batokan, Kecamatan Kasiman, Kabupaten Bojonegoro, meningkat dua kali lipat selama Ramadan. Namun, para perajin mengeluhkan sulitnya mendapatkan bahan baku berupa bonggol atau limbah kayu jati.
Menurut Yovian, 40, perajin souvenir di Dusun Bandar, Desa Batokan, bahan baku bonggol kayu jati saat ini semakin sedikit. Hal itu seiring dengan semakin berkurangnya pohon jati tua yang bisa ditebang di kawasan hutan. Untuk mencari bahan baku bonggol itu, perajin terpaksa mencari di daerah Cepu, Blora, Madiun, Ngawi, dan Bojonegoro.
“Perajin souvenir sekarang kesulitan mencari bahan baku bonggol kayu jati itu,” ujarnya, Kamis (30/06).
Menurutnya, saat memasuki bulan Ramadan permintaan produk kerajinan souvenir meningkat dua kali lipat. Pada hari biasa permintaan produk souvenir sekitar 150-200 buah dalam seminggu, saat memasuki puasa bisa mencapai 500-700 buah. “Terakhir kami kirim satu truk produk souvenir ke Jakarta. Dan ini pesanan masih banyak, tetapi produksi agak tersendat karena terbatasnya bahan baku,” ujar perajin di galeri Kondang Jati tersebut.
Di Desa Batokan terdapat sekitar 200 perajin souvenir kayu jati. Mereka ada yang membuat berbagai macam kerajinan souvenir, ada yang hanya mengerjakan penghalusan dan memelitur souvenir tersebut, dan ada pula yang pengepul dan menjual kerajinan tersebut.
Menurut Weni, perajin lainnya di Dusun Bandar, Desa Batokan, saat memasuki Ramadan hingga Lebaran ia menyetok produk kerajinan souvenir lebih banyak dibandingkan hari biasa. Sebab, kata dia, saat Ramadan hingga Lebaran permintaan produk souvenir memang meningkat.
“Produk yang paling banyak dicari yakni wadah air minum, toples, tempat tisu, hingga asbak. Ya kebutuhan Lebaran yang paling banyak dicari,” ujar perempuan yang sudah menekuni usaha kerajinan souvenir puluhan tahun ini. (her/kik)