Warga Kampung Sidomulyo Heboh Temukan Buaya Kalimantan
Kamis, 30 Juni 2016 09:00 WIBOleh Heriyanto
Oleh Heriyanto
Tuban – Warga kampung RT 04 RW 01 Muruni, Desa Sidomulyo, Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban, dihebohkan dengan temuan seekor buaya. Warga menemukan seekor buaya yang diduga buaya Kalimantan.
Sudarko bersama Dikun, Harsono, dan satu lagi seorang buruh tani dari luar desa itu berhasil menangkap buaya tersebut. Awalnya, Sudarko pergi ke area persawahan. Ia lalu melihat mata buaya tersebut.
Sudarko kemudian memanggil warga lainnya. Setelah itu, ia memastikan mata binatang tadi adalah mata buaya. Warga langsung memburu dan berhasil menangkapnya. Buaya yang memiliki panjang badan sekitar 1 meter itu kini diikat menggunakan rantai besi di tengah area persawahan belakang rumah Sudarko.
Warga banyak yang penasaran dan menyaksikan buaya itu. Di samping buaya ada seekor kelinci yang sengaja diikatkan Sudarko agar dimakan. Buaya terdiam. Namun, saat Sudarko menyiramkan air ke kepalanya, buaya itu membuka mulutnya lebar-lebar. Perutnya terlihat besar.
Keberadaan buaya membuat warga kampung ketakutan. Khususnya para perempuan dan anak-anak. Kebiasaan mereka mandi dan mencuci pakaian di sungai pun ditinggalkan. Kendati satu buaya sudah tertangkap, mereka masih was-was ketika akan ke sungai dan sawah.
“Memelihara saja kami tidak berani. Mau dipotong, ya tidak berani, katanya binatang ini dilindungi. Tapi di sisi lain, warga ketakutan, semua tidak berani lagi ke sungai,” ujar Sudarko.
Sejak buaya itu ditangkap, setiap malam Sudarko tidak bisa tidur. Apalagi, istrinya terlalu takut dengan buaya itu. Sudarko dan warga sekampung khawatir buaya itu bisa melepaskan diri.
Warga kampung Muruni sebenarnya ingin menyerahkan kepada aparat pemerintahan, namun mereka tak tahu harus melaporkan kepada siapa. Kata Sudarko, tak ada satu pun aparat pemerintahan datang memberi solusi.
“Ini ada kabar, tidak tahu benar atau salah, ada yang bilang tujuh buaya lepas dari pemiliknya, ada yang bilang lima, ada lagi yang bilang dua. Kabar itu mengkhawatirkan warga,” papar pencari belut dan katak di area persawahan ini.
Buaya itu kabarnya miliki seorang pengusaha emas yang lokasinya tak jauh dari kampung itu. Namun, pemiliknya menolak menerima buaya itu pada saat warga menyampaikan penangkapan.
Sementara itu, seorang perempuan kampung Muruni bernama Kastini mengatakan, warga mendengar kabar ada buaya lepas pada hari Minggu(19/6/2016) usai banjir besar luapan Sungai Kening, anak Sungai Bengawan Solo. Sejak kabar tersiar, warga mulai resah.
“Selama buaya belum tertangkap, kami tidak berani ke sungai dan ke sawah. Pokoknya warga sini takut,” ujarnya.
Senada dengan Kastini, istri Sudarko bernama Gina juga tidak berani melihat buaya itu. Saat ditemui di rumahnya, ia ketakutan dan menjauh dari lokasi buaya diikat.
“Saya takut,” kata Gina sembari menjauh dari buaya. (her/kik)