Jembatan Padangan-Kasiman Berdampak pada Kerajinan Souvenir Batokan
Jumat, 01 Juli 2016 10:00 WIBOleh Heriyanto
Oleh Heriyanto
Kasiman – Keberadaan jembatan Padangan-Kasiman yang membentang di atas Sungai Bengawan Solo memberi dampak positif pada usaha kerajinan souvenir kayu jati di Dusun Bandar, Desa Batokan, Kecamatan Kasiman, Kabupaten Bojonegoro.
Jembatan Padangan-Kasiman yang beberapa waktu lalu diresmikan oleh Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan, dan Bupati Bojonegoro, Suyoto, itu mempermudah akses masuk ke kawasan sentra kerajinan souvenir kayu jati di Kasiman.
Menurut Kristiani, 45, pemilik galeri Kondang Jati di Dusun Bandar, Desa Batokan, sejak ada jembatan Padangan-Kasiman jumlah pengunjung dan pembeli souvenir kayu jati meningkat. Sebelumnya, kata dia, bila ingin ke kawasan sentra kerajinan souvenir ini harus memutar lewat Cepu, Blora, Jawa Tengah, atau lewat jembatan Malo.
“Sekarang dari Padangan langsung bisa ke kawasan sentra kerajinan souvenir ini. Lebih cepat dan lebih nyaman,” ujarnya, Jumat (01/07).
Menurutnya, pengunjung yang sering datang ke kawasan sentra kerajinan souvenir dari limbah kayu jati ini kebanyakan dari luar daerah seperti Blora, Ngawi, Madiun, Kediri, hingga Surabaya, dan Solo. Namun, kata dia, banyak pula pengunjung dari Bojonegoro.
Sementara itu menurut Suweni, 38, perajin lainnya di Dusun Bandar, Desa Batokan, sejak dibangun jembatan kawasan sentra kerajinan souvenir kayu jati lebih ramai. Selain itu, kata dia, di sepanjang kawasan sentra kerajinan souvenir ini juga jalannya telah dibeton sehingga pengunjung yang jalan-jalan sambil melihat galeri kerajinan souvenir lebih nyaman.
“Iya nanti saat Lebaran dan usai Lebaran pengunjung yang datang ke kawasan ini akan ramai sekali seperti tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya.
Jembatan Padangan-Kasiman mulai dibangun pada 2013 dan selesai pada 2015. Jembatan ini membentang di atas Sungai Bengawan Solo dengan panjang 200 meter dan lebar 7 meter. Pembangunan jembatan ini menelan anggaran Rp 60 miliar dari APBD Bojonegoro. (her/kik)