Penanganan Kekerasan Pada Anak Harus Libatkan Semua Elemen
Jumat, 22 Juli 2016 19:00 WIBOleh Nasruli Chusna
Oleh Nasruli Chusna
Kota - Maraknya kekerasan seksual pada anak di Kabupaten Bojonegoro belakangan ini, mendapat perhatian banyak pihak. Termasuk juga oleh pegiat Bojonegoro Institute bidang Advokasi Masyarakat, Dhadang Setyo Budi.
"Saya sangat prihatin dengan maraknya kekerasan seksual pada anak di Bojonegoro belakangan ini," ujarnya.
Ia meminta supaya Pemerintah Kabupaten Bojonegoro cepat merespon dengan serius. Dalam hal ini dibutuhkan penyikapan yang tidak sekedar reaktif setiap ada kasus, tetapi juga harus punya inovasi dan strategi preventif, sehingga kasus serupa tidak terulang lagi.
Menurut Dhadang, sapaan akrabnya, untuk mengatasi maraknya kekerasan seksual pada anak ini perlu melibatkan seluruh elemen masyarakat. Pemerintah daerah, mulai dari penegak hukum dan dinas tekait harus mengajak pihak-pihak seperti lembaga pendidikan & agama, keluarga, forum anak, tokoh budaya, LSM dan lainya.
"Semua elemen masyarakat harus dilibatkan bersama-sama. Bersinergi. Menaruh perhatian lebih terhadap maraknya kasus kekerasan seksual ini," jelasnya.
Ia juga menambahkan, seluruh elemen masyarakat ini perlu bersama-sama menyusun rencana aksi (Renaksi) untuk menanggulangi kekerasan seksual pada anak dan mengawal secara bersama-bersama sesuai peran masing-masing. Dalam Renaksi tersebut memuat pemetaan masalah, solusi dan strategi, penanganan korban, kampanye dan sosialisasi serta mencakup tugas dan fungsi masing-masing pihak yang terlibat.
"Meningkatnya tindak kekerasan seksual pada anak belakangan ini, cukup memprihatinkan dan meresahkan. Jika tidak ada perhatian lebih dari semua pihak, bisa-bisa tindak kekerasan ini akan membudaya dan memicu pelaku-pelaku baru," ujar Dhadang.
Ia merujuk kasus Cahya Amalia Zahra. Sebuah tindak kekerasan seksual pada anak yang disertai pembunuhan. Menurutnya penegak hukum harus serius mengusut masalah ini dan menghukum pelaku seberat-beratnya. (rul/moha)
ilustrasi (liputan6.com)