Plengsengan Bendung Gerak Ambrol Mulai Diperbaiki
Rabu, 10 Agustus 2016 07:00 WIBOleh Muliyanto
Oleh Muliyanto
Kalitidu – Bangunan fisik Bendung Gerak yang rusak berat segera diperbaiki. Pihak Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Sumber Daya Air (UPT PSDA) Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro mulai menyiapkan alat berat untuk memperbaiki plengsengan dan selasar Bendung Gerak yang ambrol dan rusak.
Bendung Gerak membentang di atas Sungai Bengawan Solo meliputi wilayah Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu dan Desa Padang, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro.
Beton plengsengan yang berfungsi menahan tanah di sisi Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, ambrol sepanjang 20 meter dengan kedalaman 5 meter. Beton plengsengan itu masuk ke sungai.
Begitu pula beton plengsengan di sisi Desa Padang ambrol dan longsor sepanjang 10 meter. Sementara itu, bangunan selasar ambrol dan membentuk cekungan mirip danau kecil. Bebatuan paving yang digunakan sebagai lantai selasar hancur dan masuk ke dasar cekungan.
Plengsengan dan selasar itu ambrol dan rusak setelah terjadi banjir luapan Bengawan Solo beberapa waktu lalu. Beberapa kali petugas dari Balai Besar Bengawan Solo mengecek kondisi kerusakan itu dan memasang garis pengaman di sekitar lokasi.
Menurut Kasi Operasi UPT Pengelola PSDA Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro, Muhammad Taufiq, saat ini sejumlah alat berat seperti bakhoe sudah berada di lokasi Bendung Gerak. Alat berat itu akan digunakan untuk memperbaiki plengsengan dan selasar yang rusak.
“Saat ini sudah mulai proses memperbaiki Bendung Gerak itu. Alat berat sudah didatangkan ke lokasi dan akan memulai perbaikan,” ujar Muhammad Taufiq.
Menurutnya, pihaknya selalu berkomunikasi dengan Balai Besar Bengawan Solo untuk proses perbaikan Bendung Gerak tersebut. Sebab, kata dia, anggaran dan kewenangan untuk memperbaiki Bendung Gerak itu berada di bawah Balai Besar Bengawan Solo.
Taufiq mengatakan, untuk perbaikan Bendung Gerak yang rusak pemerintah pusat menyiapkan anggaran sekitar Rp 1 miliar lebih. Namun tahun ini anggaran yang dikucurkan baru sekitar Rp 500 juta dan pada tahun 2017 dianggarkan Rp 500 juta.
Untuk perbaikan tahun ini hanya dilakukan semi permanen berupa bronjong untuk menahan agar tidak terjadi erosi lagi. Sementara untuk tahun depan rencana akan diperbaiki seperti dibangun pada awalnya.
Kerusakan Bendung Gerak dipicu adanya aktivitas penambangan pasir ilegal di sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo. Akibatnya, posisi Bendung Gerak bergeser dan menimbulkan retakan dan ambrol.
Namun, di sisi lain kerusakan Bendung Gerak juga ditengarai karena konstruksi bangunannya tidak sesuai standar. Sebab, kerusakan terjadi di bagian beton plengsengan dan selasar. Namun, hal ini masih dikaji oleh Balai Besar Bengawan Solo.
Bendung Gerak itu mempunyai sembilan pintu radial yang dapat dinaikkan dan diturunkan secara elektrik. Dua pintu air lebarnya 7,5 meter dan enam pintu air lebarnya 15 meter. Panjang pintu air itu masing-masing lebarnya 7,3 meter.
Bendung Gerak berfungsi untuk menyimpan cadangan air untuk pengairan pertanian, air baku untuk air minum, dan air untuk keperluan industri. Untuk keperluan pertanian, tampungan air di Bendung Gerak itu lebarnya 504 meter dan panjangnya 1.814.752 meter. Bendungan itu juga mampu menampung air sebanyak 13 juta meter kubik dari daerah tangkapan air seluas 12.467 kilometer persegi.
Bendung Gerak mulai dibangun pada 5 Mei 2009 dan selesai pada Maret 2012. Bendungan itu dibangun oleh PT Waskita Adhi Karya dan PT Barata. Sedangkan, konsultan pembangunan Bendung Gerak itu dari Jepang. Pembangunan bendungan itu menghabiskan dana senilai Rp351 miliar. (mol/kik)