Kurang Air, Ribuan Bibit Kemiri Sunan Terancam Mati
Selasa, 08 September 2015 15:00 WIBOleh Ahmad Bukhori
Oleh Ahmad Bukhori
Baureno - Musim kemarau panjang yang berdampak kekeringan saat ini juga mengancam program pengembangan tanaman Kemiri Sunan di Dusun Karan, Desa Gunungsari, Kecamatan Baureno. Karena kurang air, banyak tanaman Kemiri Sunan tumbuh tidak normal. Bahkan beberapa bibit tanaman mulai tampak layu.
Menurut Heri Nur Rohman, 25, pemuda Karang Taruna Desa Gunungsari, program penanaman bibit pohon Kemiri Sunan dilakukan sejak awal 2015. Saat ini pertumbuhannya tersendat karena kurangnya sediaan air.
"Bibit pohon Kemiri sudah ditanam 8 bulan lalu, saat ini tingginya hanya bertambah empat centimeter. Beberapa pohon juga mulai layu, padahal sudah dilakukan penyiraman oleh warga dan pemuda setempat,” ujarnya saat ditemui BeritaBojonegoro.com, Senin (07/09).
Dengan kondisi demikian, imbuhnya, kalau dibiarkan dapat mengancam keberlangsungan program pengembangan bibit Kemiri Sunan. Program ini sebenarnya dijalankan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Bojonegoro bersama masyarakat Desa Gunungsari yang menggunakan lahan seluas 2 hektare. Bibit Kemiri Sunan yang ditanam mencapai 2.000 pohon.
Kepala Desa Gunungsari Zaenal Arifin, menjelaskan, pengembangan pohon Kemiri Sunan di wilayahnya itu merupakan uji coba yang dilakukan Dinas Kehutanan dan Perkebunan. "Rencananya buah dari pohon Kemiri Sunan itu dipakai pengganti bahan bakar minyak, ketika minyak dari perut bumi sudah habis," ucapnya.
Seperti diketahui, buah Kemiri Sunan adalah buah penghasil biodisel sebagai bahan bakar nabati (BBN) yang telah menjadi skenario dalam penyediaan pasokan energi oleh OPEC. Buah ini memiliki kandungan minyak tinggi dan khas, pertumbuhan relatif cepat dan wilayah pengembangan luas dari dataran rendah hingga 1.000 meter di atas muka laut. Selain itu, produktivitas tinggi dan sangat cocok sebagai tanaman konservasi. (ori/tap)
*) Foto bibit Kemiri Sunan