Tangan Kreatif Arifin, Pemuda Asal Desa Payaman Kecamatan Ngraho
Sulap Rongsokan Jadi Karya Seni Berkualitas
Kamis, 27 Oktober 2016 16:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
Ngraho - Tangan dingin lelaki ini tidak boleh diremehkan. Melalui sentuhan sentuhan ajaibnya, barang rongsokan bisa disulapnya menjadi karya seni yang cantik. Miniatur aneka barang seperti sepeda motor vespa, motor sport, sepeda angin, motor CB, becak bahkan kapal laut yang berukuran besar mempercantik keberadaan rumahnya yang sederhana. Semua itu hasil sulapan lelaki itu dari koran bekas.
Arifin nama lelaki itu. Dia tinggal di Desa Payaman RT 12 Kecamatan Ngraho. Lelaki kelahiran Bojonegoro 16 April 1988 silam ini mengaku telah lama menekuni pembuatan miniatur aneka kendaraan dari kertas koran bekas. Bahkan, sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama, dirinya memang sudah tertarik dengan aneka kerajinan tangan.
"Saya belajar membuat aneka miniatur ini secara otodidak, dari melihat kertas koran yang tak termanfaatkan, tergerak membuat aneka kerajinan," ujarnya.
Arifin bercerita bahwa sudah lima tahun yang lalu bisa membuat aneka miniatur, namun hanya satu atau dua yang memesan dan belum tentu setiap waktu ada yang memesan. Keadaan inilah yang membuat bapak satu putri ini menyerah dan beralih pekerjaan menjadi pembuat aneka kerajinan dari bambu seperti sangkar burung atau tempat lampu.
"Namun permintaan membuat sangkar pun sepi, sehingga saya juga berhenti membuat sangkar," lanjutnya.
Usaha membuat miniatur sepeda motor dari limbah koran ini, kata dia, dimulai sejak 3 bulan lalu. Itu dia lakukan berkat dorongan dari salah seorang teman yang mengajaknya untuk mengenalkan produknya melalui media sosial. Bahkan, salah satu toko kerajinan di Bojonegoro, yakni Mirota, sempat memesan miniatur buatannya. Namun dia terkendala bagaimana mengemas barangnya. Sebab mereka menginginkan agar dikemas dalam mika atau akrilik.
Saat ini dirinya tengah memenuhi permintaan salah satu media belanja online berskala nasional yang memesan 25 miniatur motor CB dan Vespa. Arifin menuturkan kerajinan tangan yang dibuatnya ini harga relatif terjangkau mulai Rp 25 ribu sampai Rp 300 ribu, tergantung ukuran dan tingkat kerumitan.
Yang menarik dari kerajinan ini adalah setiap miniatur dikerjakan dengan begitu detail dan bisa dikatakan limited edition karena setiap miniatur meski secara umum hampir sama namun berbeda disetiap detailnya.
Arifin menuturkan dirinya mengharapkan adanya pihak-pihak yang mau membantu usahanya mulai dari pemasaran ataupun membantu memberi pelatihan sehingga produknya makin meningkat kualitasnya. Peralatan yang digunakan memang sederhana hanya gunting, lem, lidi dan koran bekas. Namun dalam pekerjaannya, membutuhkan konsentrasi dan ketelitian. Apalagi yang dibuat adalah miniatur.
Dalam membuat setiap kerajinan ini, Arifin mengaku mengalir begitu saja tanpa harus melihat referensi atau contoh. "Pokoknya mengalir dibayangkan di kepala sembari di tangan membentuk," ujarnya.
Rumah kayu bercat kuning berpadu hijau miliknya dia jadikan kantor. Arifin menggantungkan hidup dengan akan terus membuat aneka produk dari limbah koran ini. Kedepan dia bermimpi akan mengajak pemuda dan anak anak sekolah belajar membuat kerajinan ini. Menjadikan anak-anak usia sekolah ini untuk bergabung adalah harapan sekaligus mimpi sehingga tidak ada anak yang hanya lulus bangku SMP seperti dirinya. Meski sekolah namun tetap bisa menghasilkan sehingga bisa ditabung dan kelak akan membantu biaya pendidikan mereka.
"Saya berharap agar usaha ini makin dikenal dan makin banyak pesanan sehingga akan meningkatkan ekonomi warga payaman," pungkasnya.(ver/moha)