Gudang Dibuka, Petani Antre Setor Tembakau Rajangan
Rabu, 16 September 2015 08:00 WIBOleh Ahmad Bukhori
Oleh Ahmad Bukhori
Baureno – Gudang PT Djarum di Bojonegoro mulai menerima setoran tembakau dari petani sejak Selasa (15/09) kemarin. Tiga gudang PT Djarum yang dibuka yaitu gudang di Desa Plesungan, Kecamatan Kapas, gudang di Desa Tikusan, Kecamatan Kapas, dan gudang di Desa Sraturejo, Kecamatan Baureno. Gudang itu mulai dibuka pukul 09.00 WIB.
Pembukaan gudang tembakau itu sudah ditunggu lama oleh para petani tembakau. Tak pelak, sejak hari pertama petani dan pemasok tembakau tampak mengantre panjang menyetorkan tembakau rajangannya.
Seperti yang terjadi di gudang PT Djarum di Desa Sraturejo, Kecamatan Baureno. Gudang yang dibuka sejak pagi hingga siang itu langsung diserbu petani dan pemasok tembakau. Mereka mengantre sesuai waktu keberangkatannya. “Mereka yang berangkat belakang tembakaunya juga dimasukkan belakangan,” ujar Sutrisno, salah satu pemasok tembakau, saat ditemui BBC, sebutan BeritaBojonegoro.com, Rabu (16/09).
Warga asal Dusun Pejok Kecamatan Kepohbaru ini menjelaskan, pembukaan gudang tembakau itu sudah ditunggu - tunggu oleh para petani dan pemasok tembakau. Pasalnya, sebagian besar petani sejak Agustus telah selesai proses perajangannya.
“Petani tinggal menunggu tanggal buka PT Djarum untuk menyetorkan tembakau hasil rajangannya,” ujarnya.
Sutrisno melanjutkan, setiap penyetor dibatasi hanya dibolehkan menyetorkan 10 besek yang berukuran 50 kilogram tembakau setiap harinya. Syarat dan standar spesifikasi tembakau ditentukan oleh pihak PT Djarum.
Suryono, petugas gudang penyerap tembakau Baureno, menjelaskan, spesifikasi tembakau yang diserap oleh gudang yakni berwarna cerah, bersih, petikan tua. Sedangkan, yang dihindari adalah daun muda, warna pucat, mudah rontok/pecah, pucat, nglaras, rajangan brol.
Suryono, warga asal Desa Blongsong Kecamatan Baureno ini mengatakan, pada hari pertama gudang tembakau dibuka pihaknya melakukan pengecekan tembakau dan penentuan jumlah besek yang bisa disetorkan selanjutnya dari masing - masing penyetor .
“Tembakau dari penyetor ini di cek, dan dipilih sesuai standar yang telah ditentukan, sekaligus penentuan jumlah besek yang selanjutnya bisa disetorkan,” ujarnya.
Ketika dilakukan pengecekan hasilnya banyak yang dikembalikan karena tidak masuk standar dan selanjutnya kuota penyetorannya dikurangi. Begitupun sebaliknya, jika tembakau dari penyetor itu banyak yang masuk standar maka kuotanya akan diperbanyak. Para penyetor ini nanti akan mendapat slip yang tertera kuota tembakau yang bisa disetorkan lagi esok harinya. (ori/kik)